Minggu, 08 September 2013

The Important Of Primary Health Care In Health System



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang perorang ataupun keluarga, akan tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan sehat disini adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.1
Akses ke pelayanan kesehatan merupakan hak asasi manusia dan negara bertanggung jawab untuk memenuhinya.Sebagai hak asasi manusia, kesehatan menjadi sektor yang harus diperjuangkan,serta mengingatkan bahwa kesehatan berperan sebagai alat pembangunan sosial,dan bukan sekadar hasil dari kemajuan pembangunan ekonomi semata. Kesadaran ini melahirkan konsep primary health care (PHC) yang intinya: Pertama, menggalang potensi pemerintah- swasta-masyarakat lintas sektor, mengingat kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Kedua, menyeimbangkan layanan kuratif dan preventif. serta menolak dominasi elite dokter yang cenderung mengutamakan pelayanan rumah sakit, peralatan canggih, dan mahal. Ketiga, memanfaatkan teknologi secara tepat guna pada setiap tingkat pelayanan.2
Bukti pengaruh dari upaya promotif kesehatan telah diakumulasikan sejak peneliti dapat membedakan antara  pelayanan primer dari aspek lain dari sistem pelayanan kesehatan. Bukti ini memperlihatkan bahwa pelayanan primer dapat mencegah kesakitan dan kematian, terlepas dari apakah pelayanan ditandai dengan ketersediaan dokter pelayanan primer, hubungan dengan sumber dari pelayanan primer, atau penerimaan hal-hal penting dari pelayanan primer. Bukti ini juga menunjukkan bahwa pelayanan primer (yang berlawanan dengan pelayanan spesialistik) dihubungkan dengan penyebaran kesehatan pada masyarakat yang lebih adil, sebuah temuan dalam penelitian di dalam maupun diluar negeri. Cara- cara yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan primer telah diidentifikasi, lalu  menyarankan langkah untuk memperbaiki keseluruhan dan menurunkan perbedaan kesehatan di seluruh subkelompok masyarakat umumnya.3,4
PHC merupakan sistem pelayanan kesehatan yang memiliki 22 karakteristik, yang terbagi dalam dua kelompok. Pertama, karakteristik dari sistem pelayanan.Kedua, karakteristik yang menjadi atribut yang melekat pada praktik dokter di strata pelayanan primer. Sistem pelayanan kesehatan yang memiliki sebagian besar dari 22 karakteristik ini dapat dikatakan sebagai sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pelayanan primer. Penguatan pelayanan kesehatan primer berkorelasi erat dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Kecacatan dan kematian secara dini dapat dicegah dan dideteksi. Peningkatan cakupan layanan primer dapat meningkatkan kepuasan pasien dan menurunkan biaya kesehatan karena angka rujukan menjadi lebih kecil. Studi di negara berkembang semacam Indonesia menunjukkan orientasi pada pelayanan spesialistis justru menimbulkan ketidakmerataan pelayanan kesehatan. Sementara negara berkembang yang sistem kesehatannya berorientasi pada pelayanan primer didapatkan pelayanan lebih merata, lebih muda diakses, dan lebih prorakyat miskin.2
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui manfaat pelayanan kesehatan primer pada sistem kesehatan
2.      Untuk mengetahui bagaimana bentuk pelayanan primer pada masa mendatang.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pelayanan Kesehatan
Pembangunan kesehatan yang dicanangkan berdasarkan sistem Kesehatan Nasional bertujuan agar tercapainya pelayanan yang berkeadilan, merata, terjangkau, dan sesuai dengan kebutuhan. Harapan ini dimungkinkan tercapai dengan pelayanan paripurna, yakni pelayanan strata primer, skunder, dan tertier yang terstruktur sedemian rupa, sehingga potensi yang ada di masyarakat maupun pemerintah dapat bergerak secara harmonis dan bermanfaat untuk pengembangan pelayanan kesehatan. Potensi masyarakat, baik sumber daya kesehatannya (dokter, para medis), maupun masyarakat yang akan dilayani, tidak kalah pentingnya untuk menunjang terlaksana pelayanan kesehatan terstuktur. Masyarakat mendambakan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu. Pelayanan kesehatan di strata primer tidak hanya pengobatan, tetapi juga diperlukan pelayanan yang komprehensif, holistik , berkesinambungan, dan proaktif. Dengan cara seperti ini diharapkan adanya suatu dampak terhadap masyarakat pada kemampuan masyarakat untuk memelihara kesehatannya. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak berdiam diri, tetapi ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kemampuan memelihara kesehtannya.5
Unsur terpenting dalam pembangunan kesehatan adalah tersedianya sistem pelayanan kesehatan (SPK) yang efektif dan berkualitas. SPK di Indonesia masih perlu terus diperbaiki dan ditingkatkan. Cukup banyak keluhan yang disampaikan masyarakat mengenai kurang baiknya pelayanan kesehatan baik dari segi ketersediannya, kemudahannya, keterjangkauannya maupun mutunya. Tidak heran, kalau ada sebagian masyarakat yang lebih memilih berobat ke luar negeri sedangkan orang luar negeri yang berobat ke Indonesia boleh dibilang hampir tidak ada. Masih lemahnya SPK juga terbukti dari belum baiknya taraf kesehatan masyarakat yang tercermin dari masih terbelakangnya berbagai indikator kesehatan seperti angka kematian bayi, anak dan ibu serta angka kesakitan (morbidity rates) khususnya penyakit infeksi menular dan angka harapan hidup rata-rata. Keadaan tersebut harus menjadi kepedulian kita sebagai tenaga pendidik kedokteran maupun profesi dokter. Tersedianya SPK yang berfungsi baik merupakan prasyarat mutlak atau conditio sine quanon untuk menjaga dan meningkatkan taraf kesehatan. SPK yang baik harus mencakup berbagai bentuk pelayanan yang dibutuhkan masyarakat secara sustainable. Secara sederhana, hal tersebut mencakup pelayanan horizontal yang dijalankan baik oleh pemerintah, swasta dan masyarakat, maupun pelayanan secara vertikal pada strata primer, sekunder dan tersier secara utuh sebagai suatu kesatuan sistem.6
 Secara ringkas, sistem pelayanan horizontal dan vertikal itu dapat dilihat pada Gambar 1.


 













SPK yang baik harus lebih memperhatikan pelayanan kesehatan pada strata primer guna mengurangi beban sosial dan biaya ekonomi yang jauh lebih besar untuk pelayanan strata sekunder dan tersier. Hal tersebut disebabkan ± 80% dari semua masalah kesehatan sebenarnya cukup ditangani di strata primer. Dengan demikian segmen pelayanan strata primer jauh lebih besar dari segmen pelayanan strata sekunder, apalagi tersier (Gambar 1). Pelayanan strata primer juga harus lebih mengutamakan upaya promotif-preventif seperti menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat, medical check-ups, early diagnosis and prompt treatment. Upaya tersebut bertujuan untuk efisiensi guna mengurangi kerugian akibat beban dan biaya yang jauh lebih besar untuk pengobatan dan tindakan pada stadium lanjut, kecacatan maupun kematian yang diakibatkannya. Pentingnya menekankan upaya pelayanan kesehatan pada strata pelayanan primer dapat dilihat pada Gambar 2.
















1000 Orang
 




800 Ada Gejala
 



327 Mempertimbangkan Mencari Pertolongan Medis
 



217 Ke Dokter Pelayanan Primer
 



65 Pergi ke CAM
 



21 Ke Outpatient RS
 



14 Home Health
 



13 Ke Emergency Dept
 



8 Masuk RS
 



< 1 Ke Academic Health
 

 













Dari Gambar 2. terlihat bahwa bagian terbesar atau 21,7% penduduk memerlukan pelayanan kesehatan primer setiap bulannya sedangkan yang memerlukan pelayanan kesehatan sekunder dan tersier atau pelayanan rumah sakit (RS) hanya 3-4% saja.6

2.2 Definisi Pelayanan Kesehatan Primer
Pelayanan primer adalah suatu pelayanan yang dilakukan oleh dokter yang telah dilatih secara khusus dan memiliki keahlian dalam pertolongan pertama yang bersifat komprehensif dan pelayanan yang berkelanjutan terhadap orang sakit atau mereka dengan gejala, tanda  atau masalah kesehatan yang belum terdiagnosa (pasien yang  terdiferensiasi) tidak terbatas pada masalah sesungguhnya (baik itu biologi, prilaku dan sosial), sistem organ , atau jenis kelamin.7
Pelayanan primer meliputi  disamping untuk mendiagnosa dan mengobati penyakit akut dan kronis, promosi kesehatan, pencegahan penyakit, perbaikan kesehatan, konseling dan edukasi pasien dalam berbagai pengaturan pelayanan kesehatan seperti kantor, rawat inap, perawatan intensif, perawatan jangka panjang, home care dan perawatan harian. Pelayanan primer dilakukan dan diatur oleh dokter perseorangan, menggunakan tenaga profesional kesehatan lainnya untuk konsultasi atau perujukan jika diperlukan.7,8
Pelayanan primer menyediakan pembelaan pasien dalam sistem pelayanan kesehatan  untuk menyelesaikan pelayanan dengan biaya yang efektif dengan koordinasi dari pelayanan kesehatan.pelayanan primer mempromosikan komunikasi efektif antara dokter dengan pasien dan mendorong aturan dari pasien sebagai rekan dalam pelayanan kesehatan.7
Institute of Medicine mendefinisikan pelayanan primer sebagai  ketentuan integrasi , akses pelayanan kesehatan oleh klinisi yang dapat dipercaya dalam menentukan sebagaian besar kebutuhan pelayanan kesehatan, membangun kerjasama yang terus menerus dengan pasien, mempraktikkan dalam konteks keluarga dan komunitas.7
Karena banyak dokter yang memberikan pelayanan primer dengan cara yang berbeda dan dengan tingkat persiapan yang bervariasi, staff ABFM (American Board Family Medicine) telah menjelaskan pengertiannya lebih lanjut. Berdasarkan ABFM, pelayanan primer adalah bentuk dari pelayanan medis yang meliputi fungsi berikut ini:
1.      Pelayanan primer merupakan pelayanan kesehatan  yang pertama, memberikan pelayanan sebagai titik masuk bagi pasien ke dalam sistem pelayanan kesehatan
2.      Pelayanan primer itu termasuk kelangsungan berdasarkan perawatan pasien selama periode waktu baik saat sakit maupun sehat.
3.      Merupakan perawatan yang komprehensif, menggambar dari seluruh disiplin utama tradisional untuk konten fungsionalnya.
4.      Memberikan fungsi koordinasi bagi seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan pasien
5.      Mengasumsikan  tanggung jawab yang berkelanjutan bagi follow-up individu pasien dan masalah kesehatan komunitas.
6.      Merupakan pelayanan dengan tipe yang sangat personal/pribadi.7
2.3 Dokter Pelayanan Primer
Dokter pelayanan primer adalah dokter pada umumnya yang memberikan pelayanan secara tetap  pada pasien yang terdiferensiasi pada pertemuan pertama dan terus berlanjut dalam memberikan pelayanan bagi pasien.  Dokter yang demikian itu harus dilatih secara khusus dalam memberikan pelayanan kesehatan primer.7
Dokter pelayanan primer mencurahkan sebagian besar praktiknya untuk memberikan pelayanan kesehatan primer kepada  suatu populasi pasien. Macam dari praktik pelayanan primer adalah sedemikian rupa sehingga dokter pelayanan primer berlaku sebagai titik masuk seluruh  kebutuhan medis dan pelayanan kesehatan pasien, tidak terbatas pada sumber masalah, sistem organ, jenis kelamin, atau diagnosa. Dokter pelayanan primer menyokong pasien dalam mengkoordinasikan penggunanaan  dari segenap sistem pelayanan kesehatan agar menguntungkan pasien.7
ABFM dan American Board of Internal Medicine  telah menyetujui definisi dari dokter umum dan bahwa “ menyediakan pelayanan umum yang optimal secara luas dan pelatihan komprehensif yang tidak dapat diperoleh secra singkat dan pengalaman pendidikan yang tak terkoordinasi. Mereka mendefinisikan doketr umum sebagai seseorang yang memberikan  perawatan medis secara berkelanjutan , komprehensif, dan terkoordinasi pada populasi yang tidak dibedakan berdasarkan jenis kelamin, penyakit,  atau sistem organ.7
Dokter yang memberikan pelayanan primer  dapat dilatih secara khusus  untuk mengelola permasalahan yang ditemukan pada  praktek pelayanan primer. Rivo et al (1994) mengidentifikasi kondisi lazim dan diagnosis  dimana dokter umum  dapat kompeten untuk mengatur praktek pelayanan primer dan membandingkan ini  semua dengan pelatihan  dari berbagai macam spesialisasi umum. Mereka merekomendasikan bahwa pelatihan doketr umum mencakup sekurangnya 90% dari kunci diagnosa.7
2.4 Manfaat Pelayanan Primer untuk Kesehatan
            Enam mekanisme, baik tunggal maupun dalam kombinasi, dapat menjelaskan keuntungan dari dampak pelayanan primer pada kesehatan penduduk. Mekanisme tersebut adalah (1) memberikan akses yang lebih besar ke pelayanan yang dibutuhkan, (2) kualitas pelayanan yang lebih baik, (3) lebih fokus pada pencegahan, (4) manajemen awal masalah kesehatan, (5) pengaruh akumulasi dari karakteristik pemberian pelayanan primer utama, dan (6) peran pelayanan primer dalam mengurangi perawatan spesialis yang tidak perlu dan berpotensi menimbulkan bahaya.3,7

1 Pelayanan Primer Memberikan Akses yang Lebih Besar
Ke Pelayanan yang Dibutuhkan
            Pelayanan primer, sebagai awal kontak pertama dengan layanan kesehatan, memfasilitasi masuk ke seluruh sistem kesehatan. dengan
pengecualian dari Amerika Serikat, sebagian besar negara industri
telah mencapai akses universal dan adil untuk kesehatan pelayanan primer, beberapa dari mereka diberikan secara langsung dan lain-lain melalui
cakupan jaminan keuangan untuk kunjungan (van Doorslaer, Koolman,
dan Jones 2004). Di Amerika Serikat, bagaimanapun, sub kelompok populasi yang secara sosial tergolong dalam ekonomi menengah kebawah  lebih mungkin mendapatkan sumber pelayanan yang tak sesuai jika dibandingkan dengan orang yang mampu secara ekonomi.
Manfaat utama dari asuransi kesehatan di Amerika Serikat adalah memfasilitasi akses kepada pelayanan kesehatan primer. Kelompok masyarakat yang secara sosial kurang mampu yang tidak memiliki asuransi kesehatan cenderung  memiliki sumber pelayanan primer dan sehingga memiliki akses yang kurang terhadap segenap  sistem kesehatan. Selama beberapa dekade terakhir, upaya untuk meningkatkan akses diperluas dengan  kelayakan untuk penggantian oleh dana masyarakat melalui Medicare, Medicaid, dan program yang berkaitan seperti State Child Health Insurance Program. Beberapa diantaranya namun tidak keseluruhan, dari upaya ini telah disertai dengan insentif atau bahkan diamanatkan pendaftaran  dengan sumber pelayanan reguler, dan ketimpangan dalam identifikasi dengan sumber perawatan reguler telah dikurangi. Namun perbedaan dalam menerima pelayanan primer yang tetap. Shi’s national study of adults (1999) menunjukkan tidak hanya perbedaan dalam kemungkinan memiliki sumber rutin tetapi juga terutama perbedaan dalam jenis sumber rutin tersebut,  dengan minoritas yang lebih mungkin melaporkan suatu tempat daripada seseorang sebagai sumber rutin perawatannya; untuk memiliki spesialis (selain dokter perawatan primer) jika mereka melaporkan dokter sebagai sumber perawatan , dan mengalami lagi keterlambatan dalam memperoleh layanan yang dibutuhkan setelah kontrol untuk memiliki sumber rutin perawatan. Singkatnya, salah satu fungsi utama dari sumber pelayanan primer adalah mengurangi atau menghilangkan kesulitan untuk mendapatkan akses layanan kesehatan yang dibutuhkan.



2. Kontribusi Pelayanan primer terhadap kualitas pelayanan klinis
Studi yang dirancang oleh dokter  spesialis untuk membandingkan kualitas perawatan yang dilakukan oleh dokter spesialis dan dokter umum sering menemukan bahwa dokter spesialis cenderung lebih baik dalam  mengikuti pedoman pengobatan . Kebanyakan penelitian membandingkan antara dokter umum  dan spesialis menyimpulkan bahwa kualitas kondisi spesifik dari perawatan yang diberikan oleh spesialis itu lebih baik ketika dalam  kondisi berada pada bagian yang merupakan minat khusus dari spesialis tersebut, dengan menggunakan indikator kualitas perawatan seperti  dilakukannya prosedur pencegahan penyakit spesifik, dilakukan tes laboratorium yang bertujuan untuk memantau status penyakit, dan resep obat yang relevan. (Harrold, Field, and Gurwitz 1999). Selain itu, beberapa penelitian yang direncanakan dan dilakukan oleh dokter umum (Donohoe 1998; Grumbach et al. 1999 menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan antara dokter praktik umum dengan spesialis adalah sama atau bahkan pelayanan primer lebih baik. Perbedaan ini menunjukkan perbedaan dalam konseptualisasi "hasil" yang tepat oleh dua jenis dokter, dimana spesialis lebih peduli dengan penyakit khusus yang berhubungan dengan tindakan dan kepatuhan terhadap pedoman untuk penyakit- penyakit tersebut dan dokter pelayanan primer lebih ditargetkan untuk berbagai aspek kesehatan. Jika kepentingannya adalah pada kesehatan pasien (bukan pada proses penyakit dan hasil akhirnya) sebagai fokus yang tepat dari pelayanan kesehatan, perawatan primer memberikan perawatan  yang unggul, terutama untuk kondisi sering terdapat dalam perawatan primer, dengan berfokus bukan terutama pada kondisi tetapi pada keadaan dalam konteks masalah kesehatan lainnya dari pasien kesehatan atau keluhan-keluhannya. Secara ringkas, dokter pelayanan primer melakukan tugasnya  sebaik dokter spesialis. Untuk kondisi yang kurang umum, perawatan yang diberikan oleh dokter perawatan primer dengan sokongan yang tepat dari spesialis mungkin dapat menjadi hal yang terbaik; untuk keadaan-keadaan yang langka, perawatan spesialis yang tepat tidak diragukan lagi pentingnya, karena dokter perawatan primer tidak cukup sering melihat kondisi seperti itu untuk mempertahankan kompetensi dalam mengelola pasien-pasien tersebut.
3. Peranan pelayanan primer dalam pencegahan penyakit.
Bukti yang kuat memperlihatkan bahwa pelayanan primer yang memberikan tindakan atau upaya pencegahan penyakit adalah terbaik saat tidak dihubungkan dengan beberapa penyakit atau sistem organ, contohnya yaitu pemberian asi, gerakan berhenti merokok, penggunaan sabuk pengaman, dan makan makanan yang sehat.

4. Primary care berperan dalam tata laksana awal masalah kesehatan
Indikasi lain manfaat dari perawatan primer adalah dampaknya pada pengelolaan masalah kesehatan sebelum pasien  cukup serius untuk memerlukan jasa rawat inap atau darurat. Beberapa penelitian mendukung kesimpulan ini. Shea and colleagues (1992) memeriksa kaitan antara pasien yang mendapatkan pelayanan dokter layanan primer dan rawat inap dengan alasan yang dapat dicegah dengan perawatan primer yang baik. Literatur ini  konsisten dalam menunjukkan bahwa tingkat rawat inap yang lebih rendah pada ACSC berkaitan erat dengan penerimaan perawatan primer. Wilayah geografis dengan lebih banyak keluarga dan dokter umum memiliki jumlah rawat inap yang lebih rendah untuk jenis-jenis  kondisi  termasuk diabetes mellitus, hipertensi, dan pneumonia (Parchman dan Culler 1994). Banyaknya anak-anak yang masuk rumah sakit lebih rendah pada masyarakat AS yang dokter perawatan primernya  lebih terlibat dalam merawat anak-anak baik sebelum dan selama dirawat inap (Perrin et al. 1996).

5. Pengaruh akumulasi dari karakteristik pemberian pelayanan primer utama
Sebagaimana dicatat dalam hal kualitas pelayanan, pengaruh yang menguntungkan dari perawatan primer pada mortalitas dan morbiditas dapat
disebabkan, setidaknya sebagian, dengan fokus pada perawatan primer pada orang ketimbang pada manajemen penyakit tertentu
. Perawatan berfokus pada personal ketika praktisi memperhatikan keseluruhan aspek kesehatan pasien daripada perawatan penyakit tertentu nya; berfokus pada pencapaian hasil yang lebih baik untuk kesehatan di semua aspek dan bukan pada prosedur yang diarahkan untuk meningkatkan proses atau hasil perawatan untuk kondisi tertentu. lain
aspek pemberian pelayanan kesehatan yang merupakan ciri khas utama
perawatan juga telah dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih baik.
Meskipun tinjauan ekstensif dari kontribusi positif dari masing-masing
dari karakteristik ini berada di luar lingkup ulasan ini (yang
keprihatinan perawatan primer sebagai entitas dalam sistem pelayanan kesehatan)
dan telah dibahas di tempat lain (Starfield 1998), ringkasan singkat
dari kontribusi tersebut menjelaskan mengapa perawatan primer secara keseluruhan mungkin memiliki efek positif. Kami mencatat sebelumnya bahwa elemen penting dari perawatan primer adalah yang berperan sebagai kontak pertama untuk pasien ketika masalah berkembang. Sekurangnya dua tahun hubungan dibutuhkan secara umum untuk pasien dan dokter agar dapat memahami satu sama lainnya agar dapat memberikan perawatan yang lebih fokus pada personal secara optimal.
Orang tanpa adanya sumber perawatan primer lebih mungkin dirawat di rumah sakit, untuk menunda mencari perawatan pencegahan dibutuhkan waktu yang tepat, untuk menerima perawatan di bagian gawat darurat, dan memiliki tingkat mortalitsa  dan biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi.

6.      Peran pelayanan primer dalam mengurangi pelayanan spesialis yang tidak perlu atau tidak sesuai.
Negara-negara lain, terutama Inggris dan Belanda, telah memimpin dengan inovasi perawatan primer untuk mengurangi penggunaan layanan spesialis yang tidak tepat. Ini termasuk membuat lebih baik pengaturan dalam menggunakan sistem informasi dan komunikasi video serta konsultasi dengan spesialis dalam perawatan primer. Dampak buruk dari mencari perawatan langsung dari spesialis perawatan non primer memiliki dasar teoritis yang kuat. Sejak spesialis dilatih di rumah sakit, pasien dilihat oleh spesialis dengan cara tidak mewakili dari mana gejala pasien datang dalam masyarakat, karena yang terakhir memiliki probabilitas sebelumnya jauh lebih rendah dari penyakit serius yang memerlukan jasa spesialis. Sifat tes diagnostik (sensitivitas, spesifisitas, kekuatan prediktif positif) jauh berbeda dalam populasi dengan prevalensi tinggi penyakit serius daripada mereka dalam masyarakat dan dengan demikian jauh berbeda dalam perawatan spesialis daripada di pengaturan perawatan primer. Hasilnya adalah bahwa spesialis dalam berpraktik di masyarakat acapkali melakukan overestimasi tentang kemungkinan penyakit pada pasien yang mereka lihat, akibatnya dengan penggunaan modalitas diagnostik dan terapi yang tidak pantas, adapun keduanya meningkatkan kemungkinan efek samping (Franks, Clancy, dan Nutting 1992; Hashem, Chi, dan Friedman 2003; Sox 1996).

2.5 Pelayanan Primer Pada Masa Mendatang
Apakah masalah yang tetap diperhatikan dalam perawatan primer untuk meningkatkan kontribusinya terhadap kesehatan masyarakat dan bagian dalam distribusi kesehatan? Fokus AS kini meluas pada "akses" untuk pelayanan kesehatan ketimbang pada jenis pelayanan kesehatan telah terpengaruh dari kebutuhan untuk memastikan bahwa layanan yang disediakan berada pada tempat yang paling tepat. Survei kesehatan data nasional dengan wawancara menggabungkan berbagai penyedia jaringan keselamatan menjadi satu kelompok sehingga orang yang menerima perawatan mereka dari klinik rawat jalan rumah sakit tidak dapat dibedakan dari mereka yang menerima perawatan dari perawatan primer yang berorientasi klinik. Menggabungkan pusat-pusat komunitas perawatan utama yang berfokus pada kesehatan dengan rumah sakit darurat dan departemen rawat jalan sebagai "penyedia jaringan pengaman" akan berkontribusi positif terhadap kesehatan terdahulu dengan fokus perawatan selanjutnya yang lebih rendah. Tantangan utama bagi praktik pelayanan primer adalah (1) menyadari dan mengelola komorbiditas, (2) mencegah efek samping yang tidak diinginkan dari intervensi medis, (3) mempertahankan kualitas tinggi dari karakteristik penting praktek perawatan primer, dan (4) meningkatkan kesetaraan dalam pelayanan kesehatan jasa dan dalam kesehatan di masyarakat (Starfield 2001).
1.Secara historis, prinsip-prinsip pemberian perawatan medis telah
berdasarkan pada pencegahan dan menangani penyakit tertentu. Dewasa ini
evidence-based medicine sangat berkembang dan semakin banyak digunakan serta merupakan pedoman untuk tata laksana penyakit. Pengembangan pedoman umumnya didasarkan pada bukti dari literatur bahwa metode tertentu dari manajemen mencapai hasil yang lebih baik daripada yang lain lakukan.
 2. Praktisi perawatan primer berada dalam posisi terbaik untuk mendeteksi
terjadinya efek yang berpotensi merugikan akibat dari intervensi medis,
terutama yang berasal dari reaksi obat dan interaksi-interaksi lainnya. Tantangan untuk perawatan utama adalah untuk membangun sistem untuk kode gejala atau tanda-tanda yang tak terduga dan membuat sistem informasi yang dapat digunakan sebagai peringatan awal terjadinya efek samping pada orang yang sebelumnya mengalami jenis tertentu intervensi.
3.Peningkatan kualitas klinis dan kinerja sehubungan
dengan ciri utama dari praktek perawatan primer adalah sebuah tantangan
untuk praktek perawatan primer. Meskipun masing-masing fitur ini
dikenal memberikan manfaat pada kesehatan, isu-isu yang tersisa membutuhkan
pertimbangan.
4. Pencapaian kesetaraan dalam pelayanan kesehatan dan kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Perawatan primer secara inheren memiliki  tingkatan yang lebih adil  dalam hal pelayanan pada pasien jika dibandingkan dari perawatan lainnya. Perawatan primer lebih murah , dan dapat mempersempit kesenjangan kesehatan antara kelompok yang mampu secara finansial dengan kelompok populasi yang kurang secara sosial. Sistem informasi yang lebih baik, pada tingkat daerah maupun praktek, akan meningkatkan manfaat perawatan primer untuk kesehatan individu, sub kelompok populasi, dan populasi.3





BAB III
KESIMPULAN


Dari serangkaian penulisan di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
1.      Akses ke pelayanan kesehatan merupakan hak asasi manusia dan negara bertanggung jawab untuk memenuhinya.
2.      Sistem pelayanan kesehatan yang baik harus lebih memperhatikan pelayanan kesehatan pada strata primer guna mengurangi beban sosial dan biaya ekonomi yang jauh lebih besar untuk pelayanan strata sekunder dan tersier.
3.      Pelayanan primer adalah suatu pelayanan yang dilakukan oleh dokter yang telah dilatih secara khusus dan memiliki keahlian dalam pertolongan pertama yang bersifat komprehensif dan pelayanan yang berkelanjutan terhadap orang sakit atau mereka dengan gejala, tanda  atau masalah kesehatan yang belum terdiagnosa (pasien yang  terdiferensiasi) tidak terbatas pada masalah sesungguhnya (baik itu biologi, prilaku dan sosial), sistem organ , atau jenis kelamin.
4.      Dokter pelayanan primer adalah dokter pada umumnya yang memberkan pelayanan secara tetap  pada pasien yang terdiferensiasi pada pertemuan pertama dan terus berlanjut dalam memberikan pelayanan bagi pasien.  Dokter yang demikian itu harus dilatih secara khusus dalam memberikan pelayanan kesehatan primer.
5.      Manfaat  pelayanan primer adalah (1) memberikan akses yang lebih besar ke pelayanan yang dibutuhkan, (2) kualitas pelayanan yang lebih baik, (3) lebih fokus pada pencegahan, (4) manajemen awal masalah kesehatan, (5) pengaruh akumulasi dari karakteristik pemberian pelayanan primer utama, dan (6) peran pelayanan primer dalam mengurangi perawatan spesialis yang tidak perlu dan berpotensi menimbulkan bahaya
6.      Tantangan utama bagi praktik pelayanan primer adalah (1) dapat menyadari dan mengelola komorbiditas, (2) mencegah efek samping yang tidak diinginkan dari intervensi medis, (3) mempertahankan kualitas tinggi dari karakteristik penting praktek perawatan primer, dan (4) meningkatkan kesetaraan dalam pelayanan kesehatan jasa dan dalam kesehatan di masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan bijaksana dan menggunakan hati nurani serta tanpa mengandung unsur SARA,Sex dan Politik