BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Terwujudnya
keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang perorang
ataupun keluarga, akan tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh
anggota masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan sehat disini adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.1
Akses
ke pelayanan kesehatan merupakan hak asasi manusia dan negara bertanggung jawab
untuk memenuhinya.Sebagai hak asasi manusia, kesehatan menjadi sektor yang
harus diperjuangkan,serta mengingatkan bahwa kesehatan berperan sebagai alat
pembangunan sosial,dan bukan sekadar hasil dari kemajuan pembangunan ekonomi
semata. Kesadaran ini melahirkan konsep primary health care (PHC) yang intinya:
Pertama, menggalang potensi pemerintah- swasta-masyarakat lintas sektor,
mengingat kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Kedua, menyeimbangkan
layanan kuratif dan preventif. serta menolak dominasi elite dokter yang
cenderung mengutamakan pelayanan rumah sakit, peralatan canggih, dan mahal. Ketiga,
memanfaatkan teknologi secara tepat guna pada setiap tingkat pelayanan.2
Bukti pengaruh dari upaya promotif kesehatan telah
diakumulasikan sejak peneliti dapat membedakan antara pelayanan primer dari aspek lain dari sistem
pelayanan kesehatan. Bukti ini memperlihatkan bahwa pelayanan primer dapat
mencegah kesakitan dan kematian, terlepas
dari apakah pelayanan ditandai dengan ketersediaan dokter pelayanan primer, hubungan dengan sumber dari
pelayanan primer, atau penerimaan
hal-hal penting dari pelayanan primer.
Bukti ini juga menunjukkan bahwa pelayanan primer (yang berlawanan dengan
pelayanan spesialistik) dihubungkan dengan penyebaran kesehatan pada masyarakat
yang lebih adil, sebuah temuan dalam penelitian di dalam maupun diluar negeri.
Cara- cara yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan primer telah
diidentifikasi, lalu menyarankan langkah
untuk memperbaiki keseluruhan dan menurunkan perbedaan kesehatan di seluruh
subkelompok masyarakat umumnya.3,4
PHC
merupakan sistem pelayanan kesehatan yang memiliki 22 karakteristik, yang
terbagi dalam dua kelompok. Pertama, karakteristik dari sistem pelayanan.Kedua,
karakteristik yang menjadi atribut yang melekat pada praktik dokter di strata
pelayanan primer. Sistem pelayanan kesehatan yang memiliki sebagian besar dari
22 karakteristik ini dapat dikatakan sebagai sistem pelayanan kesehatan yang
berorientasi pelayanan primer. Penguatan pelayanan kesehatan primer berkorelasi
erat dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Kecacatan dan
kematian secara dini dapat dicegah dan dideteksi. Peningkatan cakupan layanan
primer dapat meningkatkan kepuasan pasien dan menurunkan biaya kesehatan karena
angka rujukan menjadi lebih kecil. Studi di negara berkembang semacam Indonesia
menunjukkan orientasi pada pelayanan spesialistis justru menimbulkan
ketidakmerataan pelayanan kesehatan. Sementara negara berkembang yang sistem
kesehatannya berorientasi pada pelayanan primer didapatkan pelayanan lebih
merata, lebih muda diakses, dan lebih prorakyat miskin.2
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui
manfaat
pelayanan kesehatan primer pada sistem kesehatan
2.
Untuk mengetahui
bagaimana
bentuk pelayanan primer pada masa mendatang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pelayanan Kesehatan
Pembangunan
kesehatan yang dicanangkan berdasarkan sistem Kesehatan Nasional bertujuan agar
tercapainya pelayanan yang berkeadilan, merata, terjangkau, dan sesuai dengan
kebutuhan. Harapan ini dimungkinkan tercapai dengan pelayanan paripurna, yakni
pelayanan strata primer, skunder, dan tertier yang terstruktur sedemian rupa,
sehingga potensi yang ada di masyarakat maupun pemerintah dapat bergerak secara
harmonis dan bermanfaat untuk pengembangan pelayanan kesehatan. Potensi
masyarakat, baik sumber daya kesehatannya (dokter, para medis), maupun
masyarakat yang akan dilayani, tidak kalah pentingnya untuk menunjang
terlaksana pelayanan kesehatan terstuktur. Masyarakat mendambakan pelayanan
kesehatan yang terjangkau dan bermutu. Pelayanan kesehatan di strata primer
tidak hanya pengobatan, tetapi juga diperlukan pelayanan yang komprehensif,
holistik , berkesinambungan, dan proaktif. Dengan cara seperti ini diharapkan
adanya suatu dampak terhadap masyarakat pada kemampuan masyarakat untuk
memelihara kesehatannya. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak berdiam
diri, tetapi ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kemampuan memelihara
kesehtannya.5
Unsur terpenting
dalam pembangunan kesehatan adalah tersedianya sistem pelayanan kesehatan (SPK)
yang efektif dan berkualitas. SPK di Indonesia masih perlu terus diperbaiki dan ditingkatkan. Cukup banyak keluhan yang disampaikan
masyarakat mengenai kurang baiknya pelayanan kesehatan baik dari segi
ketersediannya, kemudahannya, keterjangkauannya maupun mutunya. Tidak heran,
kalau ada sebagian masyarakat yang lebih memilih berobat ke luar negeri sedangkan
orang luar negeri yang berobat ke Indonesia boleh dibilang hampir tidak ada. Masih
lemahnya SPK juga terbukti dari belum baiknya taraf kesehatan masyarakat yang
tercermin dari masih terbelakangnya berbagai indikator kesehatan seperti angka kematian
bayi, anak dan ibu serta angka kesakitan (morbidity rates)
khususnya penyakit infeksi menular dan angka harapan hidup rata-rata. Keadaan
tersebut harus menjadi kepedulian kita sebagai tenaga pendidik kedokteran
maupun profesi dokter. Tersedianya SPK yang berfungsi baik merupakan prasyarat
mutlak atau conditio sine quanon untuk menjaga dan meningkatkan taraf
kesehatan. SPK yang baik harus mencakup berbagai bentuk pelayanan yang
dibutuhkan masyarakat secara sustainable. Secara sederhana, hal tersebut
mencakup pelayanan horizontal yang dijalankan baik oleh pemerintah, swasta dan masyarakat,
maupun pelayanan secara vertikal pada strata primer, sekunder dan tersier
secara utuh sebagai suatu kesatuan sistem.6
Secara ringkas, sistem pelayanan horizontal
dan vertikal itu dapat dilihat pada Gambar 1.
SPK yang baik
harus lebih memperhatikan pelayanan kesehatan pada strata primer guna mengurangi beban sosial dan biaya
ekonomi yang jauh lebih besar untuk pelayanan strata sekunder dan tersier. Hal
tersebut disebabkan ± 80% dari semua masalah kesehatan sebenarnya cukup
ditangani di strata primer. Dengan demikian segmen pelayanan strata primer jauh
lebih besar dari segmen pelayanan strata sekunder, apalagi tersier (Gambar 1).
Pelayanan strata primer juga harus lebih mengutamakan upaya promotif-preventif
seperti menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat, medical check-ups, early
diagnosis and prompt treatment. Upaya tersebut bertujuan untuk
efisiensi guna mengurangi kerugian akibat beban dan biaya yang jauh lebih besar
untuk pengobatan dan tindakan pada stadium lanjut, kecacatan maupun kematian
yang diakibatkannya. Pentingnya menekankan upaya pelayanan kesehatan pada
strata pelayanan primer dapat dilihat pada Gambar 2.
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
Dari Gambar 2.
terlihat bahwa bagian terbesar atau 21,7%
penduduk memerlukan pelayanan kesehatan primer setiap bulannya sedangkan
yang memerlukan pelayanan kesehatan sekunder dan tersier atau pelayanan rumah
sakit (RS) hanya 3-4% saja.6
2.2 Definisi Pelayanan
Kesehatan Primer
Pelayanan
primer adalah suatu pelayanan yang dilakukan oleh dokter yang telah dilatih
secara khusus dan memiliki keahlian dalam pertolongan pertama yang bersifat
komprehensif dan pelayanan yang berkelanjutan terhadap orang sakit atau mereka
dengan gejala, tanda atau masalah
kesehatan yang belum terdiagnosa (pasien yang terdiferensiasi) tidak terbatas pada masalah
sesungguhnya (baik itu biologi, prilaku dan sosial), sistem organ , atau jenis
kelamin.7
Pelayanan
primer meliputi disamping untuk
mendiagnosa dan mengobati penyakit akut dan kronis, promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, perbaikan kesehatan, konseling dan edukasi pasien dalam
berbagai pengaturan pelayanan kesehatan seperti kantor, rawat inap, perawatan
intensif, perawatan jangka panjang, home care dan perawatan harian. Pelayanan
primer dilakukan dan diatur oleh dokter perseorangan, menggunakan tenaga
profesional kesehatan lainnya untuk konsultasi atau perujukan jika diperlukan.7,8
Pelayanan
primer menyediakan pembelaan pasien dalam sistem pelayanan kesehatan untuk menyelesaikan pelayanan dengan biaya
yang efektif dengan koordinasi dari pelayanan kesehatan.pelayanan primer
mempromosikan komunikasi efektif antara dokter dengan pasien dan mendorong
aturan dari pasien sebagai rekan dalam pelayanan kesehatan.7
Institute
of Medicine mendefinisikan pelayanan primer sebagai ketentuan integrasi , akses pelayanan
kesehatan oleh klinisi yang dapat dipercaya dalam menentukan sebagaian besar
kebutuhan pelayanan kesehatan, membangun kerjasama yang terus menerus dengan
pasien, mempraktikkan dalam konteks keluarga dan komunitas.7
Karena
banyak dokter yang memberikan pelayanan primer dengan cara yang berbeda dan
dengan tingkat persiapan yang bervariasi, staff ABFM (American Board Family
Medicine) telah menjelaskan pengertiannya lebih lanjut. Berdasarkan ABFM,
pelayanan primer adalah bentuk dari pelayanan medis yang meliputi fungsi
berikut ini:
1. Pelayanan
primer merupakan pelayanan kesehatan
yang pertama, memberikan pelayanan sebagai titik masuk bagi pasien ke dalam sistem
pelayanan kesehatan
2. Pelayanan primer itu termasuk
kelangsungan berdasarkan perawatan pasien selama
periode waktu baik saat sakit maupun sehat.
3. Merupakan perawatan yang komprehensif, menggambar
dari seluruh disiplin utama tradisional untuk konten fungsionalnya.
4. Memberikan fungsi koordinasi bagi seluruh kebutuhan
pelayanan kesehatan pasien
5. Mengasumsikan
tanggung jawab yang berkelanjutan bagi follow-up individu pasien dan
masalah kesehatan komunitas.
6. Merupakan pelayanan dengan tipe yang sangat
personal/pribadi.7
2.3 Dokter Pelayanan
Primer
Dokter
pelayanan primer adalah dokter pada umumnya yang memberikan pelayanan secara
tetap pada pasien yang terdiferensiasi
pada pertemuan pertama dan terus berlanjut dalam memberikan pelayanan bagi
pasien. Dokter yang demikian itu harus
dilatih secara khusus dalam memberikan pelayanan kesehatan primer.7
Dokter
pelayanan primer mencurahkan sebagian besar praktiknya untuk memberikan
pelayanan kesehatan primer kepada suatu
populasi pasien. Macam dari praktik pelayanan primer adalah sedemikian rupa
sehingga dokter pelayanan primer berlaku sebagai titik masuk seluruh kebutuhan medis dan pelayanan kesehatan
pasien, tidak terbatas pada sumber masalah, sistem organ, jenis kelamin, atau
diagnosa. Dokter pelayanan primer menyokong pasien dalam mengkoordinasikan
penggunanaan dari segenap sistem
pelayanan kesehatan agar menguntungkan pasien.7
ABFM
dan American Board of Internal Medicine
telah menyetujui definisi dari dokter umum dan bahwa “ menyediakan
pelayanan umum yang optimal secara luas dan pelatihan komprehensif yang tidak
dapat diperoleh secra singkat dan pengalaman pendidikan yang tak terkoordinasi.
Mereka mendefinisikan doketr umum sebagai seseorang yang memberikan perawatan medis secara berkelanjutan ,
komprehensif, dan terkoordinasi pada populasi yang tidak dibedakan berdasarkan
jenis kelamin, penyakit, atau sistem
organ.7
Dokter
yang memberikan pelayanan primer dapat
dilatih secara khusus untuk mengelola
permasalahan yang ditemukan pada praktek
pelayanan primer. Rivo et al (1994) mengidentifikasi kondisi lazim dan
diagnosis dimana dokter umum dapat kompeten untuk mengatur praktek
pelayanan primer dan membandingkan ini
semua dengan pelatihan dari
berbagai macam spesialisasi umum. Mereka merekomendasikan bahwa pelatihan
doketr umum mencakup sekurangnya 90% dari kunci diagnosa.7
2.4 Manfaat
Pelayanan Primer untuk
Kesehatan
Enam
mekanisme, baik tunggal maupun dalam kombinasi, dapat menjelaskan keuntungan dari dampak pelayanan
primer pada kesehatan penduduk.
Mekanisme tersebut adalah (1)
memberikan akses yang lebih besar ke
pelayanan yang dibutuhkan, (2) kualitas pelayanan yang lebih baik, (3) lebih fokus pada pencegahan,
(4) manajemen awal
masalah kesehatan, (5) pengaruh akumulasi dari
karakteristik pemberian pelayanan primer utama, dan (6)
peran pelayanan primer dalam mengurangi perawatan spesialis yang tidak perlu dan berpotensi menimbulkan
bahaya.3,7
1 Pelayanan
Primer Memberikan Akses yang Lebih Besar
Ke Pelayanan yang Dibutuhkan
Ke Pelayanan yang Dibutuhkan
Pelayanan
primer, sebagai awal kontak pertama dengan layanan kesehatan, memfasilitasi masuk ke seluruh sistem
kesehatan. dengan
pengecualian dari Amerika Serikat, sebagian besar negara industri
telah mencapai akses universal dan adil untuk kesehatan pelayanan primer, beberapa dari mereka diberikan secara langsung dan lain-lain melalui
cakupan jaminan keuangan untuk kunjungan (van Doorslaer, Koolman,
dan Jones 2004). Di Amerika Serikat, bagaimanapun, sub kelompok populasi yang secara sosial tergolong dalam ekonomi menengah kebawah lebih mungkin mendapatkan sumber pelayanan yang tak sesuai jika dibandingkan dengan orang yang mampu secara ekonomi.
pengecualian dari Amerika Serikat, sebagian besar negara industri
telah mencapai akses universal dan adil untuk kesehatan pelayanan primer, beberapa dari mereka diberikan secara langsung dan lain-lain melalui
cakupan jaminan keuangan untuk kunjungan (van Doorslaer, Koolman,
dan Jones 2004). Di Amerika Serikat, bagaimanapun, sub kelompok populasi yang secara sosial tergolong dalam ekonomi menengah kebawah lebih mungkin mendapatkan sumber pelayanan yang tak sesuai jika dibandingkan dengan orang yang mampu secara ekonomi.
Manfaat utama dari
asuransi kesehatan di Amerika Serikat adalah memfasilitasi akses kepada
pelayanan kesehatan primer. Kelompok masyarakat yang secara sosial kurang mampu
yang tidak memiliki asuransi kesehatan cenderung memiliki sumber pelayanan primer dan sehingga
memiliki akses yang kurang terhadap segenap
sistem kesehatan. Selama
beberapa dekade terakhir, upaya
untuk meningkatkan akses diperluas dengan kelayakan untuk penggantian oleh dana
masyarakat melalui Medicare, Medicaid, dan program yang berkaitan seperti
State Child Health Insurance Program. Beberapa diantaranya namun tidak
keseluruhan, dari
upaya ini telah disertai dengan insentif atau bahkan
diamanatkan pendaftaran dengan sumber
pelayanan reguler, dan ketimpangan dalam identifikasi dengan sumber perawatan
reguler telah dikurangi. Namun perbedaan dalam menerima pelayanan primer yang
tetap. Shi’s national study of adults (1999) menunjukkan
tidak hanya perbedaan dalam kemungkinan memiliki sumber
rutin tetapi juga terutama
perbedaan dalam jenis
sumber rutin tersebut,
dengan minoritas yang lebih
mungkin melaporkan suatu tempat
daripada seseorang sebagai sumber
rutin perawatannya; untuk
memiliki spesialis (selain dokter perawatan
primer) jika mereka melaporkan dokter sebagai
sumber perawatan , dan mengalami
lagi keterlambatan dalam memperoleh layanan yang dibutuhkan setelah kontrol untuk memiliki sumber rutin perawatan. Singkatnya,
salah satu fungsi utama dari sumber pelayanan primer adalah mengurangi atau menghilangkan kesulitan untuk mendapatkan akses
layanan kesehatan yang dibutuhkan.
2. Kontribusi Pelayanan primer terhadap kualitas pelayanan klinis
Studi
yang dirancang oleh dokter spesialis untuk
membandingkan kualitas perawatan
yang dilakukan oleh dokter spesialis dan dokter umum sering menemukan bahwa
dokter spesialis cenderung lebih baik
dalam mengikuti
pedoman pengobatan . Kebanyakan
penelitian membandingkan antara dokter umum dan spesialis menyimpulkan bahwa kualitas kondisi spesifik dari perawatan yang diberikan oleh spesialis itu
lebih baik ketika dalam kondisi berada pada bagian yang merupakan minat khusus dari spesialis
tersebut, dengan menggunakan indikator
kualitas perawatan seperti dilakukannya prosedur pencegahan penyakit spesifik, dilakukan tes laboratorium yang bertujuan untuk memantau status penyakit, dan resep
obat yang relevan. (Harrold, Field, and Gurwitz 1999). Selain itu,
beberapa penelitian yang direncanakan
dan dilakukan oleh dokter umum (Donohoe 1998; Grumbach et al. 1999 menyimpulkan
bahwa kualitas pelayanan antara
dokter praktik umum dengan spesialis adalah sama atau bahkan pelayanan
primer lebih baik. Perbedaan ini
menunjukkan perbedaan dalam konseptualisasi "hasil"
yang tepat oleh dua
jenis dokter, dimana spesialis lebih peduli dengan penyakit khusus yang berhubungan dengan
tindakan dan kepatuhan terhadap
pedoman untuk penyakit- penyakit
tersebut dan dokter pelayanan primer lebih ditargetkan untuk berbagai aspek kesehatan. Jika
kepentingannya adalah pada kesehatan pasien (bukan pada proses penyakit dan
hasil akhirnya) sebagai fokus yang tepat
dari pelayanan kesehatan, perawatan primer memberikan perawatan yang unggul, terutama untuk kondisi sering
terdapat dalam perawatan primer, dengan
berfokus bukan terutama pada
kondisi tetapi pada keadaan dalam
konteks masalah kesehatan lainnya dari pasien kesehatan atau keluhan-keluhannya. Secara ringkas, dokter pelayanan primer melakukan
tugasnya sebaik dokter spesialis. Untuk kondisi
yang kurang umum, perawatan yang
diberikan oleh dokter perawatan primer dengan sokongan yang tepat dari
spesialis mungkin dapat menjadi hal yang terbaik; untuk keadaan-keadaan
yang langka, perawatan spesialis
yang tepat tidak diragukan lagi pentingnya, karena dokter perawatan primer tidak cukup sering melihat
kondisi seperti itu untuk mempertahankan kompetensi dalam mengelola pasien-pasien tersebut.
3. Peranan pelayanan primer dalam pencegahan penyakit.
Bukti yang kuat
memperlihatkan bahwa pelayanan primer yang memberikan tindakan atau upaya
pencegahan penyakit adalah terbaik saat tidak dihubungkan dengan beberapa
penyakit atau sistem organ, contohnya yaitu pemberian asi, gerakan berhenti
merokok, penggunaan sabuk pengaman, dan makan makanan yang sehat.
4. Primary care berperan dalam tata laksana awal masalah kesehatan
Indikasi lain
manfaat dari perawatan
primer adalah dampaknya pada pengelolaan masalah kesehatan sebelum pasien cukup serius untuk memerlukan jasa rawat inap atau darurat.
Beberapa penelitian mendukung kesimpulan ini. Shea and colleagues (1992) memeriksa kaitan antara
pasien yang mendapatkan pelayanan dokter layanan primer dan rawat inap
dengan alasan yang dapat dicegah dengan
perawatan primer yang baik. Literatur
ini konsisten
dalam menunjukkan bahwa tingkat rawat
inap yang lebih rendah pada ACSC
berkaitan erat dengan penerimaan perawatan primer. Wilayah
geografis dengan lebih banyak keluarga dan dokter umum memiliki jumlah rawat inap yang lebih rendah
untuk jenis-jenis kondisi termasuk diabetes mellitus, hipertensi, dan
pneumonia (Parchman dan Culler 1994). Banyaknya
anak-anak yang masuk rumah sakit lebih rendah pada masyarakat AS yang dokter perawatan primernya lebih terlibat dalam merawat anak-anak baik sebelum dan selama
dirawat inap (Perrin et
al. 1996).
5. Pengaruh akumulasi
dari karakteristik pemberian pelayanan
primer utama
Sebagaimana dicatat
dalam hal kualitas pelayanan,
pengaruh yang menguntungkan dari perawatan primer pada
mortalitas dan morbiditas dapat
disebabkan, setidaknya sebagian, dengan fokus pada perawatan primer pada orang ketimbang pada manajemen penyakit tertentu. Perawatan berfokus pada personal ketika praktisi memperhatikan keseluruhan aspek kesehatan pasien daripada perawatan penyakit tertentu nya; berfokus pada pencapaian hasil yang lebih baik untuk kesehatan di semua aspek dan bukan pada prosedur yang diarahkan untuk meningkatkan proses atau hasil perawatan untuk kondisi tertentu. lain
aspek pemberian pelayanan kesehatan yang merupakan ciri khas utama
perawatan juga telah dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih baik.
Meskipun tinjauan ekstensif dari kontribusi positif dari masing-masing
dari karakteristik ini berada di luar lingkup ulasan ini (yang
keprihatinan perawatan primer sebagai entitas dalam sistem pelayanan kesehatan)
dan telah dibahas di tempat lain (Starfield 1998), ringkasan singkat
dari kontribusi tersebut menjelaskan mengapa perawatan primer secara keseluruhan mungkin memiliki efek positif. Kami mencatat sebelumnya bahwa elemen penting dari perawatan primer adalah yang berperan sebagai kontak pertama untuk pasien ketika masalah berkembang. Sekurangnya dua tahun hubungan dibutuhkan secara umum untuk pasien dan dokter agar dapat memahami satu sama lainnya agar dapat memberikan perawatan yang lebih fokus pada personal secara optimal. Orang tanpa adanya sumber perawatan primer lebih mungkin dirawat di rumah sakit, untuk menunda mencari perawatan pencegahan dibutuhkan waktu yang tepat, untuk menerima perawatan di bagian gawat darurat, dan memiliki tingkat mortalitsa dan biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi.
disebabkan, setidaknya sebagian, dengan fokus pada perawatan primer pada orang ketimbang pada manajemen penyakit tertentu. Perawatan berfokus pada personal ketika praktisi memperhatikan keseluruhan aspek kesehatan pasien daripada perawatan penyakit tertentu nya; berfokus pada pencapaian hasil yang lebih baik untuk kesehatan di semua aspek dan bukan pada prosedur yang diarahkan untuk meningkatkan proses atau hasil perawatan untuk kondisi tertentu. lain
aspek pemberian pelayanan kesehatan yang merupakan ciri khas utama
perawatan juga telah dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih baik.
Meskipun tinjauan ekstensif dari kontribusi positif dari masing-masing
dari karakteristik ini berada di luar lingkup ulasan ini (yang
keprihatinan perawatan primer sebagai entitas dalam sistem pelayanan kesehatan)
dan telah dibahas di tempat lain (Starfield 1998), ringkasan singkat
dari kontribusi tersebut menjelaskan mengapa perawatan primer secara keseluruhan mungkin memiliki efek positif. Kami mencatat sebelumnya bahwa elemen penting dari perawatan primer adalah yang berperan sebagai kontak pertama untuk pasien ketika masalah berkembang. Sekurangnya dua tahun hubungan dibutuhkan secara umum untuk pasien dan dokter agar dapat memahami satu sama lainnya agar dapat memberikan perawatan yang lebih fokus pada personal secara optimal. Orang tanpa adanya sumber perawatan primer lebih mungkin dirawat di rumah sakit, untuk menunda mencari perawatan pencegahan dibutuhkan waktu yang tepat, untuk menerima perawatan di bagian gawat darurat, dan memiliki tingkat mortalitsa dan biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi.
6.
Peran
pelayanan primer dalam mengurangi
pelayanan spesialis yang tidak perlu atau
tidak sesuai.
Negara-negara lain,
terutama Inggris dan Belanda, telah memimpin
dengan inovasi perawatan primer
untuk mengurangi penggunaan
layanan spesialis yang tidak tepat. Ini termasuk membuat lebih baik pengaturan dalam
menggunakan sistem informasi dan
komunikasi video serta konsultasi
dengan spesialis dalam perawatan primer.
Dampak buruk dari mencari perawatan langsung dari spesialis perawatan non primer memiliki dasar teoritis yang kuat. Sejak spesialis dilatih
di rumah sakit, pasien dilihat oleh spesialis dengan cara tidak mewakili dari mana gejala pasien datang dalam masyarakat, karena yang terakhir memiliki probabilitas
sebelumnya jauh lebih rendah dari penyakit serius yang
memerlukan jasa spesialis.
Sifat tes diagnostik (sensitivitas, spesifisitas, kekuatan prediktif positif)
jauh berbeda dalam populasi dengan prevalensi
tinggi penyakit serius daripada mereka dalam masyarakat dan dengan demikian jauh berbeda dalam perawatan spesialis daripada di pengaturan perawatan
primer. Hasilnya adalah bahwa
spesialis dalam berpraktik di masyarakat
acapkali melakukan overestimasi tentang
kemungkinan penyakit pada pasien yang mereka lihat, akibatnya dengan penggunaan modalitas diagnostik dan terapi yang tidak pantas,
adapun keduanya meningkatkan kemungkinan efek samping (Franks, Clancy, dan
Nutting 1992; Hashem,
Chi, dan Friedman
2003; Sox 1996).
2.5 Pelayanan Primer
Pada Masa Mendatang
Apakah
masalah yang tetap diperhatikan dalam perawatan primer untuk meningkatkan
kontribusinya terhadap kesehatan
masyarakat dan bagian dalam distribusi
kesehatan? Fokus AS kini meluas pada "akses" untuk pelayanan kesehatan ketimbang pada jenis pelayanan kesehatan telah terpengaruh dari kebutuhan
untuk memastikan bahwa layanan yang
disediakan berada pada tempat yang
paling tepat. Survei kesehatan
data nasional dengan wawancara menggabungkan berbagai penyedia jaringan keselamatan menjadi satu kelompok sehingga orang yang menerima perawatan mereka dari klinik rawat jalan rumah sakit tidak dapat
dibedakan dari mereka yang menerima perawatan dari perawatan primer yang berorientasi klinik. Menggabungkan
pusat-pusat komunitas perawatan utama
yang berfokus pada kesehatan dengan
rumah sakit darurat dan departemen
rawat jalan sebagai "penyedia jaringan pengaman" akan berkontribusi positif terhadap kesehatan terdahulu dengan fokus perawatan
selanjutnya yang lebih rendah. Tantangan utama bagi praktik pelayanan primer adalah
(1) menyadari dan mengelola komorbiditas, (2) mencegah efek samping yang tidak
diinginkan dari intervensi medis, (3) mempertahankan
kualitas tinggi dari karakteristik penting praktek perawatan primer,
dan (4) meningkatkan
kesetaraan dalam pelayanan kesehatan
jasa dan dalam
kesehatan di masyarakat (Starfield 2001).
1.Secara
historis, prinsip-prinsip pemberian
perawatan medis telah
berdasarkan pada pencegahan dan menangani penyakit tertentu. Dewasa ini evidence-based medicine sangat berkembang dan semakin banyak digunakan serta merupakan pedoman untuk tata laksana penyakit. Pengembangan pedoman umumnya didasarkan pada bukti dari literatur bahwa metode tertentu dari manajemen mencapai hasil yang lebih baik daripada yang lain lakukan.
berdasarkan pada pencegahan dan menangani penyakit tertentu. Dewasa ini evidence-based medicine sangat berkembang dan semakin banyak digunakan serta merupakan pedoman untuk tata laksana penyakit. Pengembangan pedoman umumnya didasarkan pada bukti dari literatur bahwa metode tertentu dari manajemen mencapai hasil yang lebih baik daripada yang lain lakukan.
2. Praktisi
perawatan primer berada dalam
posisi terbaik untuk mendeteksi
terjadinya efek yang berpotensi merugikan akibat dari intervensi medis,
terutama yang berasal dari reaksi obat dan interaksi-interaksi lainnya. Tantangan untuk perawatan utama adalah untuk membangun sistem untuk kode gejala atau tanda-tanda yang tak terduga dan membuat sistem informasi yang dapat digunakan sebagai peringatan awal terjadinya efek samping pada orang yang sebelumnya mengalami jenis tertentu intervensi.
terjadinya efek yang berpotensi merugikan akibat dari intervensi medis,
terutama yang berasal dari reaksi obat dan interaksi-interaksi lainnya. Tantangan untuk perawatan utama adalah untuk membangun sistem untuk kode gejala atau tanda-tanda yang tak terduga dan membuat sistem informasi yang dapat digunakan sebagai peringatan awal terjadinya efek samping pada orang yang sebelumnya mengalami jenis tertentu intervensi.
3.Peningkatan
kualitas klinis dan kinerja sehubungan
dengan ciri utama dari praktek perawatan primer adalah sebuah tantangan
untuk praktek perawatan primer. Meskipun masing-masing fitur ini
dikenal memberikan manfaat pada kesehatan, isu-isu yang tersisa membutuhkan
pertimbangan.
4. Pencapaian kesetaraan dalam pelayanan kesehatan dan kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Perawatan primer secara inheren memiliki tingkatan yang lebih adil dalam hal pelayanan pada pasien jika dibandingkan dari perawatan lainnya. Perawatan primer lebih murah , dan dapat mempersempit kesenjangan kesehatan antara kelompok yang mampu secara finansial dengan kelompok populasi yang kurang secara sosial. Sistem informasi yang lebih baik, pada tingkat daerah maupun praktek, akan meningkatkan manfaat perawatan primer untuk kesehatan individu, sub kelompok populasi, dan populasi.3
dengan ciri utama dari praktek perawatan primer adalah sebuah tantangan
untuk praktek perawatan primer. Meskipun masing-masing fitur ini
dikenal memberikan manfaat pada kesehatan, isu-isu yang tersisa membutuhkan
pertimbangan.
4. Pencapaian kesetaraan dalam pelayanan kesehatan dan kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Perawatan primer secara inheren memiliki tingkatan yang lebih adil dalam hal pelayanan pada pasien jika dibandingkan dari perawatan lainnya. Perawatan primer lebih murah , dan dapat mempersempit kesenjangan kesehatan antara kelompok yang mampu secara finansial dengan kelompok populasi yang kurang secara sosial. Sistem informasi yang lebih baik, pada tingkat daerah maupun praktek, akan meningkatkan manfaat perawatan primer untuk kesehatan individu, sub kelompok populasi, dan populasi.3
BAB
III
KESIMPULAN
Dari
serangkaian penulisan di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Akses ke pelayanan
kesehatan merupakan hak asasi manusia dan negara bertanggung jawab untuk
memenuhinya.
2.
Sistem pelayanan kesehatan yang baik harus lebih memperhatikan pelayanan
kesehatan pada strata primer guna
mengurangi beban sosial dan biaya ekonomi yang jauh lebih besar untuk pelayanan
strata sekunder dan tersier.
3.
Pelayanan primer adalah
suatu pelayanan yang dilakukan oleh dokter yang telah dilatih secara khusus dan
memiliki keahlian dalam pertolongan pertama yang bersifat komprehensif dan
pelayanan yang berkelanjutan terhadap orang sakit atau mereka dengan gejala,
tanda atau masalah kesehatan yang belum
terdiagnosa (pasien yang
terdiferensiasi) tidak terbatas pada masalah sesungguhnya (baik itu
biologi, prilaku dan sosial), sistem organ , atau jenis kelamin.
4.
Dokter pelayanan primer
adalah dokter pada umumnya yang memberkan pelayanan secara tetap pada pasien yang terdiferensiasi pada
pertemuan pertama dan terus berlanjut dalam memberikan pelayanan bagi
pasien. Dokter yang demikian itu harus
dilatih secara khusus dalam memberikan pelayanan kesehatan primer.
5.
Manfaat
pelayanan primer adalah (1) memberikan akses yang lebih besar ke pelayanan yang dibutuhkan, (2) kualitas pelayanan
yang lebih baik, (3) lebih fokus
pada pencegahan, (4) manajemen awal masalah
kesehatan, (5) pengaruh akumulasi dari karakteristik pemberian pelayanan primer utama, dan (6) peran pelayanan primer dalam mengurangi
perawatan spesialis yang tidak perlu
dan berpotensi menimbulkan bahaya
6.
Tantangan utama bagi praktik pelayanan primer adalah (1) dapat menyadari
dan mengelola komorbiditas, (2) mencegah efek samping yang tidak diinginkan
dari intervensi medis, (3) mempertahankan
kualitas tinggi dari karakteristik penting praktek perawatan primer,
dan (4) meningkatkan
kesetaraan dalam pelayanan kesehatan
jasa dan dalam
kesehatan di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar dengan bijaksana dan menggunakan hati nurani serta tanpa mengandung unsur SARA,Sex dan Politik