BAB
I
PENDAHULUAN
Populasi penduduk usia lanjut (usila) di dunia
terusmeningkat tanpa disadari. Dengan adanya kemajuanteknologi kedokteran,
perbaikan pelayanan kesehatan,dan gizi yang lebih baik, maka mereka hidup
lebihlama dari sebelumnya khususnya di negara majusehingga usia harapan hidup
(UHH) meningkat duakali lipat dari 45 tahun di tahun 1900 menjadi 80 tahundi
tahun 2000.1
Sementara itu dalam dua dekade terakhir ini
terdapatpeningkatan populasi penduduk usia lanjut (usila) diIndonesia. Proporsi
penduduk usila di atas 65 tahunmeningkat dari 1,1% menjadi 6,3% dari total
populasi.Dalam 20 tahun terakhir ini ada peningkatan 5,2%penduduk usila di
Indonesia pada tahun 1997. Hal itumencerminkan bahwa proporsi penduduk usila
akanmeningkat dua kali pada tahun 2020 menjadi 28,8 jutaatau 11,34% dari
seluruh populasi.2 Fenomenaterjadinya peningkatan itu disebabkan
oleh perbaikanstatus kesehatan akibat kemajuan teknologi
danpenelitian-penelitian kedokteran, transisi epidemiologidari penyakit infeksi
menuju penyakit degeneratif,perbaikan status gizi yang ditandai peningkatan
kasusobesitas usila daripada underweight, peningkatan UsiaHarapan Hidup
(UHH) dari 45 tahun di awal tahun1950 ke arah 65 tahun pada saat ini,
pergeseran gayahidup dari urban rural lifestyle ke arah sedentary
urbanlifestyle, dan peningkatan income per kapita sebelumkrisis
moneter melanda Indonesia.
Peningkatan jumlah manula mempengaruhi
aspekkehidupan mereka seperti terjadinya perubahanfisik, biologis, psikologis,
dan sosial sebagaiakibat proses penuaan atau munculnya penyakitdegeneratif
akibat proses penuaan tersebut. Secarasignifikan orang tua mengalami kasus
mortalitas danmorbiditas lebih besar daripada orang muda.Kerentanan orang tua
terhadap penyakit disebabkanoleh menurunnya fungsi sistem imun tubuh.Untuk
memahami terjadinya perubahan responsimunitas tubuh pada orang tua dibutuhkan
suatu kajianmendalam tentang sistem imun yaitu salah satu system tubuh yang
dipengaruhi oleh proses penuaan (aging).Ilmu yang mempelajari sistem
imun pada kelompoklansia (elderly) disebut Immuno-gerontologi.
Ilmu inisebenarnya relatif baru dan memiliki banyak temuan-temuanbaru di
dalamnya seperti yang akan diulasdalam makalah ini.
BAB II
ISI
2.
1. Pengaruh Aging terhadap Perubahan
Sistem ImunTubuh
Sistem imunitas tubuh memiliki fungsi yaitu
membantuperbaikan DNA manusia; mencegah infeksi yangdisebabkan oleh jamur,
bakteri, virus, dan organismelain; serta menghasilkan antibodi (sejenis protein
yangdisebut imunoglobulin) untuk memerangi seranganbakteri dan virus asing ke
dalam tubuh. Tugas sistem imun adalah mencari dan merusak invader (penyerbu)yang
membahayakan tubuh manusia.
Fungsi sistem imunitas tubuh (immunocompetence)menurun
sesuai umur. Kemampuan imunitas tubuhmelawan infeksi menurun termasuk kecepatan
responsimun dengan peningkatan usia. Hal ini bukan berartimanusia lebih sering
terserang penyakit, tetapi saatmenginjak usia tua maka resiko kesakitan
meningkatseperti penyakit infeksi, kanker, kelainan autoimun,atau penyakit
kronik. Hal ini disebabkan olehperjalanan alamiah penyakit yang berkembang
secaralambat dan gejala-gejalanya tidak terlihat sampaibeberapa tahun
kemudian.Di samping itu, produksiimunoglobulin yang dihasilkan oleh tubuh orang
tuajuga berkurang jumlahnya sehingga vaksinasi yangdiberikan pada kelompok
lansia kurang efektifmelawan penyakit. Masalah lain yang muncul adalahtubuh
orang tua kehilangan kemampuan untukmembedakan benda asing yang masuk ke dalam
tubuhatau memang benda itu bagian dari dalam tubuhnyasendiri.
Salah satu perubahan besar yang terjadi
seiringpertambahan usia adalah proses thymic involution.3Thymus
yang terletak di atas jantung di belakang tulangdada adalah organ tempat
sel T menjadi matang. Sel Tsangat penting sebagai limfosit untuk membunuhbakteri
dan membantu tipe sel lain dalam sistem imun.Seiring perjalanan usia, maka
banyak sel T ataulimfosit T kehilangan fungsi dan kemampuannyamelawan penyakit.
Volume jaringan timus kurang dari5% daripada saat lahir. Saat itu tubuh
mengandungjumlah sel T yang lebih rendah dibandingkansebelumnya (saat usia
muda), dan juga tubuh kurangmampu mengontrol penyakit dibandingkan
denganmasa-masa sebelumnya. Jika hal ini terjadi, maka dapatmengarah pada
penyakit autoimun yaitu sistem imuntidak dapat mengidentifikasi dan melawan
kanker atausel-sel jahat. Inilah alasan mengapa resiko penyakitkanker meningkat
sejalan dengan usia.
Salah satu komponen utama sistem kekebalan
tubuhadalah sel T, suatu bentuk sel darah putih (limfosit)yang berfungsi
mencari jenis penyakit pathogen lalumerusaknya.Limfosit dihasilkan oleh
kelenjar limfeyang penting bagi tubuh untuk menghasilkan antibodymelawan infeksi. Secara umum, limfosit
tidak berubahbanyak pada usia tua, tetapi konfigurasi limfosit danreaksinya
melawan infeksi berkurang. Manusiamemiliki jumlah T sel yang banyak dalam
tubuhnya,namun seiring peningkatan usia maka jumlahnya akanberkurang yang
ditunjukkan dengan rentannya tubuhterhadap serangan penyakit.
Kelompok lansia kurang mampu menghasilkan
limfosituntuk sistem imun.Sel perlawanan infeksi yangdihasilkan kurang cepat
bereaksi dan kurang efektifdaripada sel yang ditemukan pada kelompok
dewasamuda.Ketika antibodi dihasilkan, durasi responskelompok lansia lebih
singkat dan lebih sedikit selyang dihasilkan. Sistem imun kelompok dewasa
mudatermasuk limfosit dan sel lain bereaksi lebih kuat dancepat terhadap
infeksi daripada kelompok dewasa tua.
Di samping itu, kelompok dewasa tua khususnyaberusia
di atas 70 tahun cenderung menghasilkanautoantibodi yaitu antibodi yang melawan
antigennyasendiri dan mengarah pada penyakit autoimmun.Autoantibodi adalah
faktor penyebab rheumatoidarthritis dan atherosklerosis.Hilangnya
efektivitassistem imun pada orang tua biasanya disebabkan olehperubahan
kompartemen sel T yang terjadi sebagaihasil involusi timus untuk menghasilkan
interleukin 10(IL-10). Perubahan substansial pada fungsional danfenotip profil
sel T dilaporkan sesuai dengan peningkatan usia.
Fenotip resiko imun dikenalkan oleh Dr. AndersWikby
yang melaksanakan suatu studi imunologilongitudinal untuk mengembangkan
faktor-faktorprediktif bagi usia lanjut. Fenotip resiko imun ditandaidengan
ratio CD4:CD8 < 1, lemahnya proliferasi sel Tin vitro, peningkatan jumlah
sel-sel CD8+CD28-,sedikitnya jumlah sel B, dan keberadaan sel-sel CD8Tadalah
CMV (Cytomegalovirus). Efek infeksi CMVpada sistem imun lansia juga
didiskusikan oleh Prof.Paul Moss dengan sel T clonal expansion (CD8T).4Secara
khusus jumlah sel CD8 T berkurang pada usialanjut. Sel CD8 T mempunyai 2 fungsi
yaitu: untukmengenali dan merusak sel yang terinfeksi atau selabnormal, serta
untuk menekan aktivitas sel darahputih lain dalam rangka perlindungan jaringan
normal.Para ahli percaya bahwa tubuh akan meningkatkanproduksi berbagai jenis
sel CD8 T sejalan denganbertambahnya usia. Sel ini disebut TCE (T cell
clonalexpansion) yang kurang efektif dalam melawanpenyakit.TCE mampu
berakumulasi secara cepatkarena memiliki rentang hidup yang panjang dan
dapatmencegah hilangnya populasi TCE secara normaldalam organisme.Sel-sel TCE
dapat tumbuh lebihbanyak 80% dari total populasi CD8.Perbanyakanpopulasi sel
TCE memakan ruang lebih banyakdaripada sel lainnya, yang ditunjukkan
denganpenurunan efektifitas sistem imunitas dalammemerangi bakteri patogen.Hal
itu telah dibuktikandengan suatu studi yang dilakukan terhadap tikuskarena
hewan ini memiliki fungsi sistem imunitasmirip manusia. Ilmuwan menemukan tikus
berusialanjut mempunyai tingkat TCE lebih besar daripadatikus normal, populasi
sel CD8 T yang kurangberagam, dan penurunan kemampuan melawanpenyakit.
Peningkatan sel TCE pada tikus normalmenggambarkan berkurangnya kemampuan
melawanpenyakit. Ilmuwan menyimpulkan bahwa jikaproduksi TCE dapat ditekan pada
saat terjadi prosespenuaan, maka efektifitas sistem imunitas tubuh
dapatditingkatkan dan kemampuan melawan penyakit lebihbaik lagi.
Aging juga
mempengaruhi aktivitas leukosit termasukmakrofag, monosit, neutrofil, dan
eosinofil.Namunhanya sedikit data yang tersedia menjelaskan efekpenuaan
terhadap sel-sel tersebut.
2.
1. 1. Jumlah dan Sub-populasi Limfosit
Aging mempengaruhi
fungsi sel T denganberbagai cara. Beberapa sel T ditemukan dalamthymus dan
sirkulasi darah yang disebut dengansel T memori dan sel T naive.Sel T naive
adalahsel T yang tidak bergerak/diam dan tidak pernahterpapardengan antigen
asing, sedangkan sel Tmemori adalah sel aktif yang terpapar denganantigen.Saat
antigen masuk, maka sel T naïve menjadi aktif dan merangsang sistem imun
untukmenghilangkan antigen asing dari dalam tubuh,selanjutnya merubah diri
menjadi sel T memori.
Sel T memori menjadi tidak aktif dan dapat
aktifkembali jika menghadapi antigen yang sama. Padakelompok usila, hampir
tidak ada sel T naive sejakmenurunnya produksi sel T oleh kelenjar
timussecara cepat sesuai usia. Akibatnya cadangan sel Tnaive menipis dan
sistem imun tidak dapatberespons secepat respons kelompok usia muda.Jumlah sel
B, sel T helper (CD4+) juga berubahpada orang tua.4Selain terjadi
perubahan jumlah sel T, padakelompok usila juga mengalami perubahanpermukaan
sel T. Ketika sel T menggunakanreseptor protein di permukaan sel lalu
berikatandengan antigen, maka rangsangan lingkunganharus dikomukasikan dengan
bagian dalam sel T.
Banyak molekul terlibat dalam transduksi signal,proses
perpindahan ikatan signal-antigen melaluimembran sel menuju sel. Sel T yang berusia
tuatidak menunjukkan antigen CD28, suatu molekulpenting bagi transduksi signal
dan aktivasi sel T.Tanpa CD28, sel T tidak berespons terhadapnyamasuknya
patogen asing. Pada tubuh kelompokelderly juga terdapat kandungan
antigen CD69yang lebih rendah. Sel T dapat menginduksiantigen CD69 setelah
berikatan dengan reseptorsel T. Bila ikatan signal-antigen tidak dipindahkanke
bagian dalam sel T, maka antigen CD69 akanhilang di permukaan sel dan terjadi
penurunantransduksi signal.
2.
1. 2. Respons Proliferasi Limfosit
Perubahan utama pada fungsi imun orang tuaadalah
perubahan respons proliferatif limfositseperti berkurangnya Interleukin-2
(IL-2) yangtercermin dari rusaknya proses signal pada orangtua, minimnya kadar
Ca dalam tubuh, danperubahan membran limfosit sehinggamempengaruhi fungsi imun.
Penurunan Calcium(Ca) pada orang tua mempengaruhi perpindahansignal dengan
gagalnya merangsang enzimtermasuk protein kinase C, MAPK dan MEK;serta
menghambat produksi cytokines, proteinyang bertanggung jawab untuk koordinasiinteraksi
dengan antigen dan memperkuat responsimun. Salah satu cytokine yang dikenal
adalahinterleukin 2 (IL-2), cytokine diproduksi dandisekresi oleh sel T untuk
menginduksi proliferasisel dan mendukung pertumbuhan jangka panjangsel T.
Sesuai peningkatan usia sel T, makakapasitas sel T untuk menghasilkan IL-2
menurun.Jika terpapar antigen, maka sel T memori akanmembelah diri menjadi
lebih banyak untukmelawan antigen. Jika produksi IL-2 sedikit atausel T tidak
dapat berespons dengan IL-2, makafungsi sel T rusak. Perubahan cytokine lain
adalahinterleukin 4, tumor necrosis factor alpha, dangamma interferon.
Viskositas membran sel T juga berubah padaorang tua,
tetapi viskositas sel B tetap.Kompoisisi lipid pada membran limfosit orang
tuamenunjukkan peningkatan proporsi kolesterol danfosolipid dibandingkan orang
muda.Serum darahorang tua mengandung banyak VLDL dan LDL.Perubahan komposisi
lipid di atas dapatmeningkatkan penurunan imunitas tubuh orangtua. Pembatasan
asupan lemak mempengaruhikomposisi membran lipid limfosit, meningkatkanlevel
asam linoleat, menurunkan kadar asamdocosatetraenoat dan arakhidonat.
2.
2. Produksi Cytokine
Respons limfosit diatur oleh cytokine. Respons
limfositatau sel T helper dibagi menjadi 2 jenis yaitu: 1. Th-1dan 2.
Th-2.Respons antibodi biasanya diperoleh dariTh-2 cytokine.Perubahan produksi
cytokine merubahimunitas perantara sel (Cell Mediated Immunity) padaorang tua.
Respons limfosit pada makrofag berubahpada orang tua di ana terdapat
sensitivitas yang lebihtinggi terhadap efek inhibitor.4
Penurunan fungsi sel T pada orang tua
jugamempengaruhi fungsi sel B karena sel T dan sel Bbekerjasama untuk mengatur
produksi antibodi.Sel Tmenginduksi sel B untuk hipermutasi
gen-genimmunoglobulin, menghasilkan perbedaan antibodi untuk mengenali
jenis-jenis antigen. Pada orang tuaterdapat jenis antibodi yang lebih sedikit
dibandingkanpada orang muda, rendahnya respons IgM terhadapinfeksi, dan
menurunnya kecepatan pematangan sel B.Semua itu berkontribusi terhadap
penurunan jumlahantibodi yang diproudksi untuk melawan infeksi.
Respons tubuh pada orang tua terhadap
infeksipenyebab penyakit yang ditunjukkan dengan reaksidemam tidak berlangsung
secara otomatis. Lebih dari20% manusia berusia di atas 65 tahun
mempunyaiinfeksi bakteri yang serius tidak mengalami demam,karena tubuh mampu
menetralisir demam dan reaksiimun lainnya, tetapi sistem syaraf pusat kurang sensitive
terhadap tanda-tanda imun dan tidak bereaksi cepatterhadap infeksi.
2.
3. Peningkatan Respons Sistem Imun
Fungsi organ-organ menurun sejalan denganpeningkatan
usia manusia. Organ kurang efisiendibandingkan saat usia muda, contohnya timus
yangmenghasilkan hormon terutama selama pubertas. Padalansia, sebagian besar
kelenjar timus tidak berfungsi.Tetapi ketika limfosit terpapar pada hormon
timus,maka sistem imun meningkat sewaktu-waktu. Sekresihormon termasuk hormon
pertumbuhan dan melatoninmenurun pada usia tua dan mungkin dihubungkandengan
sistem imun.
Sistem endokrin dipengaruhi oleh penuaan
dansirkulasi hormon-hormon menurun dengan umur.Hormon DHEA
(Dehydroepiandrosterone) erathubungannya dengan penurunan fungsi
kekebalantubuh. Prostaglandin, hormon yang mempengaruhiproses tubuh seperti
suhu dan metabolisme tubuhmungkin meningkat pada usia tua dan menghambat
selimun yang penting. Kelompok lansia mungkin lebihsensitif pada reaksi
prostaglandin daripada dewasamuda, yang menjadi penyebab utama defisiensi
imunpada lansia. Prostaglandin dihasilkan oleh jaringantubuh, tetapi respons
sistem imun pada kelompokdewasa muda lebih baik saat produksi
prostaglandinditekan.5
Nutrisi berperan penting dalam sistem imun
tubuh.Pada kelompok dewasa tua yang sehat dan mengalamidefisiensi gizi, maka
asupan vitamin dan suplemenmakanan dapat meningkatkan respons sistem
imun,ditunjukkan dengan lebih sedikitnya hari-hari penyakityang diderita.Orang
tua sering mengalami perasaan kehilangan danstress, dan penekanan imunitas
dihubungkan denganperasaan kehilangan, depresi, dan rendahnya
dukungansosial.Memelihara kehidupan sosial yang aktif danmemperoleh pengobatan
depresi dapat meningkatkansistem imun kelompok lansia.Secara umum
kelompoklansia lebih sering menderita infeksi atau tingkatkeparahan infeksi
yang lebih besar dan penurunanrespons terhadap vaksin lebih rendah
(contohnyakematian akibat penyakit tetanus dan flu).
2.
4. Depresi/Stress dan Rasa Marah
mempengaruhi Sistem Imun
Pada orang tua, perasaan depresi dan marah
dapatmelemahkan sistem imun. Mereka rentan terhadapstress dan depresi. Stress
menyebabkan perubahanperubahanfisiologis tubuh yang melemahkan sistem imun, dan
akhirnya mempengaruhi kesehatan sehinggamudah terserang penyakit, serta
timbulnya kelainansistem imun dengan munculnya psoriasis dan eczema.Saat
terjadi stress, maka hormon glukokortikoid dankortisol memicu reaksi
anti-inflammatory dalam sistem imun.
Penelitian oleh Fatmah (2006) telah mempelajari
hubungan antara marah,perasaan depressi, dan sistem imun pada 82 oranglansia
yang hidup dengan pasangan penderita penyakitAl-zheimer.Ternyata beberapa tahun
kemudiankondisi psikologi dan fisik kesehatan mereka menurun,ditunjukkan oleh
response sistem imun yang memicuaktivasi sel limfosit. Studi lain yang
dilakukan terhadapkesehatan lansia dengan stress menunjukkan level IL-6atau
interleukin-6 (suatu protein dalam kelompokcytokine) meningkat 4 kali lipat lebih
cepat sehinggamereka rentan terhadap penyakit jantung, arthritis,
dansebagainya.
Pada lansia pria, depresi dikaitkan
denganberkurangnya respons imun.Depresi ditimbulkan olehrasa kesepian, enggan
menceritakan masalah hidupyang dialami, dan cenderung memiliki teman dekatlebih
sedikit daripada lansia wanita. Lansia priamengalami ledakan hormon stress saat
menghadapi tantangan dibandingkan dengan lansia wanita.Meskipun hubungan antara
depresi dengan imunitasberbeda menurut gender, ternyata kombinasi marah danstress
yang dikaitkan dengan penurunan fungsi imunpada kedua kelompok lansia pria dan
wanita tidakberbeda.Gangguan tidur pada orang tua dapat melemahkansistem imun
karena darah mengandung penurunanNKC (Natural Killer Sel).NKC adalah bagian
darisistem imun tubuh, jika kadarnya menurun dapatmelemahkan imunitas sehingga
rentan terhadap penyakit. Studi yang dilakukan di Pittsburgh tahun1998
menunjukkan pentingnya tidur bagi orang tuauntuk memelihara kesehatan tubuh.7
2.
5. Upaya Pemeliharaan Kesehatan Lansia
terhadapSistem Imunitas Tubuh: Vaksinasi dan Nutrisi
Sistem imunitas tubuh orang tua ditingkatkan
melaluiupaya imunisasi dan nutrisi.Tujuan imunisasi untukmemelihara sistem
imunitas melawan agen infeksi.Imunisasi/vaksin mengandung substansi antigen
yangsama dengan patogen asing agar sistem imun kenalpatogen asing dengan
menghasilkan sel T dan sel B.Influenza dan pneumonia adalah dua penyakit
yangpaling sering diderita oleh orang tua sehingga perludiberikan vaksinasi
influenza bagi mereka. Tetapirespons antibodi tubuh dan response sel T orang
tuaterhadap vaksin lebih rendah daripada orang mudamempengaruhi efek pemberian
vaksin tersebut.Karakteristik penyakit infeksi yang sering diderita olehorang
tua disajikan pada Tabel 1.
Bakteri/Jamur
|
·
pneumonia
·
infeksi saluran
·
kencing/kandung kemih
·
endocarditis
·
diverticulitis
·
meningitis
·
TBC
·
ulcer/tukak lambung
·
dikaitkan dengan
·
penurunan sirkulasi
|
Virus
|
Influenza dan Herpes Zoster
|
Nutrisi berperan
penting dalam peningkatan responsimun.Orang tua rentan terhadap gangguan gizi
buruk(undernutrition), disebabkan oleh faktor fisiologi danpsikologi
yang mempengaruhi keinginan makan dankondisi fisik serta ekonomi.Gizi kurang
pada orang tuadisebabkan oleh berkurangnya kemampuan penyerapanzat gizi atau
konsumsi makanan bergizi yang tidakmemadai. Berkurangnya asupan kalori
diketahui dapatmemperlambat proses penuaan dan membantupemeliharaan sejumlah
besar sel T naive dan tingkatIL-2. Konsumsi protein dan asam amino yang
tidakcukup mempengaruhi status imun karena berhubungandengan kerusakan jumlah
dan fungsi imun selluler,serta penurunan respons antibodi.
Vitamin E dan Zn khususnya berperan penting
dalammemelihara sistem imun. Defisiensi Zn jangka panjangmenurunkan produksi
cytokine dan merusakpengaturan aktivitas sel helper T. Vitamin Emerupakan
treatment yang baik dalam mencegahpenyakit Alzheimer, meningkatkan kekebalan
tubuh, dan sebagai antioksidan yang melindungi limfosit,otak, dan jaringan lain
dari kerusakan radikal bebas.
2. 6. Nutrisi dan
Mineral–Mineral yang dapatMeningkatkan Sistem Imun Orang Tua
a. Beta-glucan.
Adalah sejenis gula kompleks(polisakarida) yang diperoleh dari dinding sel
ragiroti, gandum, jamur (maitake). Hasil beberapastudi menunjukkan bahwa beta
glucan dapatmengaktifkan sel darah putih (makrofag danneutrofil).
b. Hormon
DHEA.
Studi menggambarkan hubungansignifikan antara DHEA dengan aktivasi fungsiimun
pada kelompok orang tua yang diberikanDHEA level tinggi dan rendah. Juga
wanitamenopause mengalami peningkatan fungsi imundalam waktu 3 minggu setelah
diberikan DHEA.
c. Protein:
arginin dan glutamin. Lebih efektifdalam memelihara fungsi
imun tubuh danpenurunan infeksi pasca-pembedahan. Argininmempengaruhi fungsi
sel T, penyembuhan luka,pertumbuhan tumor, dans ekresi hormon
prolaktin,insulin, growth hormon. Glutamin, asam aminosemi esensial
berfungsi sebagai bahan bakar dalammerangsang limfosit dan makrofag,
meningkatkanfungsi sel T dan neutrofil.
d. Lemak.
Defisiensi
asam linoleat (asam lemakomega 6) menekan respons antibodi, dankelebihan intake
asam linoleat menghilangkanfungsi sel T. Konsumsi tinggi asam lemak omega3
dapat menurunkan sel T helper, produksicytokine.
e. Yoghurt
yang mengandung Lactobacillusacidophilus dan probiotik
lain. Meningkatkanaktivitas sel darah putih sehingga menurunkanpenyakit kanker,
infeksi usus dan lambung, danbeberapa reaksi alergi.
f. Mikronutrien
(vitamin dan mineral). Vitaminyang berperan penting dalam
memelihara system imun tubuh orang tua adalah vitamin A, C, D, E,B6, dan B12.
Mineral yang mempengaruhikekebalan tubuh adalah Zn, Fe, Cu, asam folat,dan Se.
g. Zinc.
Menurunkan
gejala dan lama penyakitinfluenza. Secara tidak langsung mempengaruhifungsi
imun melalui peran sebagai kofaktor dalampembentukan DNA, RNA, dan protein
sehinggameningkatkan pembelahan sellular. Defisiensi Znsecara langsung
menurunkan produksi limfosit T,respons limfosit T untuk stimulasi/rangsangan,
danproduksi IL-2.
h. Lycopene.
Meningkatkan
konsentrasi sel NaturalKiller (NK)
i.
Asam Folat.
Meningkatkan sistem imun padakelompok lansia. Studi di Canada padasekelompok
hewan tikus melalui pemberian asamfolate dapat meningkatkan distribusi sel T
danrespons mitogen (pembelahan sel untukmeningkatkan respons imun). Studi
terbarumenunjukkan intake asam folat yang tinggimungkin meningkatkan memori
populasi lansia.
j.
Fe (Iron). Mempengaruhi
imunitas humoral dansellular dan menurunkan produksi IL-1.
k. Vitamin
E.
Melindungi sel dari degenerasi yangterjadi pada proses penuaan. Studi yang
dilakukanoleh Simin Meydani, PhD. di Bostonmenyimpulkan bahwa vitamin E dapat
membantupeningkatan respons imun pada penduduk lanjutusia. Vitamin E adalah
antioksidan yangmelindungi sel dan jaringan dari kerusakan secarabertahap
akibat oksidasi yang berlebihan. Akibatpenuaan pada respons imun adalah oksidatif
secaraalamiah sehingga harus dimodulasi oleh vitamin E.
l.
Vitamin C. Meningkatkan
level interferon danaktivitas sel imun pada orang tua, meningkatkanaktivitas
limfosit dan makrofag, serta memperbaikimigrasi dan mobilitas leukosit dari
seranganinfeksi virus, contohnya virus influenzae.
m. Vitamin
A. Berperan
penting dalam imunitas nonspesifikmelalui proses pematangan sel-sel T
danmerangsang fungsi sel T untuk melawan antigenasing, menolong mukosa membran
termasuk paru-parudari invasi mikroorganisme, menghasilkanmukus sebagai
antibodi tertentu seperti: leukosit,air, epitel, dan garam organik, serta
menurunkanmortalitas campak dan diare. Beta karoten(prekursor vitamin A)
meningkatkan jumlahmonosit, dan mungkin berkontribusi terhadapsitotoksik sel T,
sel B, monosit, dan makrofag.Gabungan/kombinasi vitamin A, C, dan E
secarasignifikan memperbaiki jumlah dan aktivitas selimun pada orang tua. Hal
itu didukung oleh studiyang dilakukan di Perancis terhadap penghunipanti wreda
tahun 1997. Mereka yang diberikansuplementasi multivitamin (A, C, dan E)
memilikiinfeksi pernapasan dan urogenital lebih rendahdaripada kelompok yang
hanya diberikan plasebo.
n. Vitamin
D. Menghambat
respons limfosit Th-1.
o. Kelompok
Vitamin B. Terlibat dengan enzimyang membuat
konstituen sistem imun. Padapenderita anemia defisiensi vitamin B12mengalami
penurunan sel darah putih dikaitkandengan fungsi imun. Setelah
diberikansuplementasi vitamin B12, terdapat peningkatanjumlah sel darah putih.
Defisiensi vitamin B12pada orang tua disebabkan oleh menurunnyaproduksi sel
parietal yang penting bagi absorpsivitamin B12. Pemberian vitamin B6 (koenzim)pada orang tua
dapat memperbaiki respons limfosityang menyerang sistem imun, berperan
pentingdalam produksi protein dan asam nukleat.Defisiensi vitamin B6 menimbulkan
atrofi padajaringan limfoid sehingga merusak fungsi limfoiddan merusak sintesis
asam nukleat, sertamenurunnya pembentukan antibodi dan imunitassellular.
BAB
III
PENUTUP
Aging (penuaan)
dihubungkan dengan sejumlahperubahan pada fungsi imun tubuh, khususnyapenurunan
imunitas mediated sel. Fungsi system imunitas tubuh (immunocompetence)
menurun sesuaiumur. Kemampuan imunitas tubuh melawan infeksimenurun termasuk
kecepatan respons immun denganpeningkatan usia. Hal ini bukan berarti manusia
lebihsering terserang penyakit, tetapi saat menginjak usiatua maka resiko
kesakitan meningkat seperti penyakitinfeksi, kanker, kelainan autoimun, atau
penyakitkronik. Hal ini disebabkan oleh perjalanan alamiahpenyakit yang
berkembang secara lambat dan gejalagejalanyatidak terlihat sampai beberapa
tahunkemudian.Di samping itu, produksi immunoglobulin yang dihasilkan oleh
tubuh orang tua juga berkurangjumlahnya sehingga vaksinasi yang diberikan
padakelompok lansia kurang efektif melawan penyakit.
Masalah lain yang muncul adalah tubuh orang
tuakehilangan kemampuan untuk membedakan bendaasing yang masuk ke dalam tubuh
atau memang bendaitu bagian dari dalam tubuhnya sendiri (autobodyimmune).Defisiensi
makro dan mikronutrient umum terjadi padaorang tua yang menurunkan fungsi dan
respons sistem imun tubuh.Malnutrisi pada kelompok lansia harusdiwaspadai sejak
dini termasuk memikirkan kembaliefektifitas pemberian vaksin bagi orang tua
dalammencegah penyakit infeksi seperti influenza.
Penyakit infeksi yang banyak diderita oleh orang
tuadapat dicegah atau diturunkan tingkat keparahannyamelalui upaya-upaya
perbaikan nutrisi karena dapatmeningkatkan kekebalan tubuh.Jika fungsi imun
orangtua dapat diperbaiki, maka kualitas hidup individumeningkat dan biaya
pelayanan kesehatan dapatditekan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Abikusno
N, Rina KK. Characteristic of Elderly Club Participants of Tebet Health Center
SouthJakarta. Asia Pacific J Clinical Nutrition 1998; 7:320-324.
2. Departemen
Kesehatan RI. Pedoman TatalaksanaGizi Usia Lanjut untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta:Direktorat Bina Gizi Masyarakat DitjenBinkesmas Depkes RI, 2003.
3. Aspinall
R. Ageing and the Immune System invivo: Commentary on the 16th session of
BritishSociety for Immunology Annual CongressHarrogate December 2004. Immunity
and Ageing2005; 2: 5.
4. Bell
R, High K. Alterations of Immune DefenseMechanisms in The Elderly: the Role of
Nutrition.Infect Med 1997; 14: 415-424.
5. Nikolich-Žugich
J, T cell aging: naive but notyoung. J Exp Med 2005; 201: 837-840.
6. Scanlan
JM, Vitaliano PP, Zhang P, Savage M,Ochs HD, Lymphocyte Proliferation Is
Associatedwith Gender, Caregiving, and PsychosocialVariables in Older Adults. Journal
of BehaviouralMedicine 2001; 24: 537-555.
7. Dunhoff
C. Sleep May Have Negative Impact onImmune System. UPMC News Bureau,
1998.
8. Dickinson
A. Benefits of Nutritional Supplements:Immune Function in the
Elderly. The Benefits ofNutritional Supplements 2002.
9. Daniels
S. Folate Supplements could Improve Immune System in theElderly.http://www.nutraingredients.com. 2002.
10. Murray
F. Vitamin E can Boost Immune
Responsein Elderly People. Better Nutrition 1989-1990.http://www.findarticles.com.
1991.
(Special thanks to my best friend dewi..)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar dengan bijaksana dan menggunakan hati nurani serta tanpa mengandung unsur SARA,Sex dan Politik