Sabtu, 23 November 2013

Respon Imunitas Pada Kelompok Usia Lanjut



BAB I
PENDAHULUAN

Populasi penduduk usia lanjut (usila) di dunia terusmeningkat tanpa disadari. Dengan adanya kemajuanteknologi kedokteran, perbaikan pelayanan kesehatan,dan gizi yang lebih baik, maka mereka hidup lebihlama dari sebelumnya khususnya di negara majusehingga usia harapan hidup (UHH) meningkat duakali lipat dari 45 tahun di tahun 1900 menjadi 80 tahundi tahun 2000.1
Sementara itu dalam dua dekade terakhir ini terdapatpeningkatan populasi penduduk usia lanjut (usila) diIndonesia. Proporsi penduduk usila di atas 65 tahunmeningkat dari 1,1% menjadi 6,3% dari total populasi.Dalam 20 tahun terakhir ini ada peningkatan 5,2%penduduk usila di Indonesia pada tahun 1997. Hal itumencerminkan bahwa proporsi penduduk usila akanmeningkat dua kali pada tahun 2020 menjadi 28,8 jutaatau 11,34% dari seluruh populasi.2 Fenomenaterjadinya peningkatan itu disebabkan oleh perbaikanstatus kesehatan akibat kemajuan teknologi danpenelitian-penelitian kedokteran, transisi epidemiologidari penyakit infeksi menuju penyakit degeneratif,perbaikan status gizi yang ditandai peningkatan kasusobesitas usila daripada underweight, peningkatan UsiaHarapan Hidup (UHH) dari 45 tahun di awal tahun1950 ke arah 65 tahun pada saat ini, pergeseran gayahidup dari urban rural lifestyle ke arah sedentary urbanlifestyle, dan peningkatan income per kapita sebelumkrisis moneter melanda Indonesia.
Peningkatan jumlah manula mempengaruhi aspekkehidupan mereka seperti terjadinya perubahanfisik, biologis, psikologis, dan sosial sebagaiakibat proses penuaan atau munculnya penyakitdegeneratif akibat proses penuaan tersebut. Secarasignifikan orang tua mengalami kasus mortalitas danmorbiditas lebih besar daripada orang muda.Kerentanan orang tua terhadap penyakit disebabkanoleh menurunnya fungsi sistem imun tubuh.Untuk memahami terjadinya perubahan responsimunitas tubuh pada orang tua dibutuhkan suatu kajianmendalam tentang sistem imun yaitu salah satu system tubuh yang dipengaruhi oleh proses penuaan (aging).Ilmu yang mempelajari sistem imun pada kelompoklansia (elderly) disebut Immuno-gerontologi. Ilmu inisebenarnya relatif baru dan memiliki banyak temuan-temuanbaru di dalamnya seperti yang akan diulasdalam makalah ini.


BAB II
ISI

2. 1.     Pengaruh Aging terhadap Perubahan Sistem ImunTubuh
Sistem imunitas tubuh memiliki fungsi yaitu membantuperbaikan DNA manusia; mencegah infeksi yangdisebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan organismelain; serta menghasilkan antibodi (sejenis protein yangdisebut imunoglobulin) untuk memerangi seranganbakteri dan virus asing ke dalam tubuh. Tugas sistem imun adalah mencari dan merusak invader (penyerbu)yang membahayakan tubuh manusia.
Fungsi sistem imunitas tubuh (immunocompetence)menurun sesuai umur. Kemampuan imunitas tubuhmelawan infeksi menurun termasuk kecepatan responsimun dengan peningkatan usia. Hal ini bukan berartimanusia lebih sering terserang penyakit, tetapi saatmenginjak usia tua maka resiko kesakitan meningkatseperti penyakit infeksi, kanker, kelainan autoimun,atau penyakit kronik. Hal ini disebabkan olehperjalanan alamiah penyakit yang berkembang secaralambat dan gejala-gejalanya tidak terlihat sampaibeberapa tahun kemudian.Di samping itu, produksiimunoglobulin yang dihasilkan oleh tubuh orang tuajuga berkurang jumlahnya sehingga vaksinasi yangdiberikan pada kelompok lansia kurang efektifmelawan penyakit. Masalah lain yang muncul adalahtubuh orang tua kehilangan kemampuan untukmembedakan benda asing yang masuk ke dalam tubuhatau memang benda itu bagian dari dalam tubuhnyasendiri.
Salah satu perubahan besar yang terjadi seiringpertambahan usia adalah proses thymic involution.3Thymus yang terletak di atas jantung di belakang tulangdada adalah organ tempat sel T menjadi matang. Sel Tsangat penting sebagai limfosit untuk membunuhbakteri dan membantu tipe sel lain dalam sistem imun.Seiring perjalanan usia, maka banyak sel T ataulimfosit T kehilangan fungsi dan kemampuannyamelawan penyakit. Volume jaringan timus kurang dari5% daripada saat lahir. Saat itu tubuh mengandungjumlah sel T yang lebih rendah dibandingkansebelumnya (saat usia muda), dan juga tubuh kurangmampu mengontrol penyakit dibandingkan denganmasa-masa sebelumnya. Jika hal ini terjadi, maka dapatmengarah pada penyakit autoimun yaitu sistem imuntidak dapat mengidentifikasi dan melawan kanker atausel-sel jahat. Inilah alasan mengapa resiko penyakitkanker meningkat sejalan dengan usia.
Salah satu komponen utama sistem kekebalan tubuhadalah sel T, suatu bentuk sel darah putih (limfosit)yang berfungsi mencari jenis penyakit pathogen lalumerusaknya.Limfosit dihasilkan oleh kelenjar limfeyang penting bagi tubuh untuk menghasilkan  antibodymelawan infeksi. Secara umum, limfosit tidak berubahbanyak pada usia tua, tetapi konfigurasi limfosit danreaksinya melawan infeksi berkurang. Manusiamemiliki jumlah T sel yang banyak dalam tubuhnya,namun seiring peningkatan usia maka jumlahnya akanberkurang yang ditunjukkan dengan rentannya tubuhterhadap serangan penyakit.
Kelompok lansia kurang mampu menghasilkan limfosituntuk sistem imun.Sel perlawanan infeksi yangdihasilkan kurang cepat bereaksi dan kurang efektifdaripada sel yang ditemukan pada kelompok dewasamuda.Ketika antibodi dihasilkan, durasi responskelompok lansia lebih singkat dan lebih sedikit selyang dihasilkan. Sistem imun kelompok dewasa mudatermasuk limfosit dan sel lain bereaksi lebih kuat dancepat terhadap infeksi daripada kelompok dewasa tua.
Di samping itu, kelompok dewasa tua khususnyaberusia di atas 70 tahun cenderung menghasilkanautoantibodi yaitu antibodi yang melawan antigennyasendiri dan mengarah pada penyakit autoimmun.Autoantibodi adalah faktor penyebab rheumatoidarthritis dan atherosklerosis.Hilangnya efektivitassistem imun pada orang tua biasanya disebabkan olehperubahan kompartemen sel T yang terjadi sebagaihasil involusi timus untuk menghasilkan interleukin 10(IL-10). Perubahan substansial pada fungsional danfenotip profil sel T dilaporkan sesuai dengan peningkatan usia.
Fenotip resiko imun dikenalkan oleh Dr. AndersWikby yang melaksanakan suatu studi imunologilongitudinal untuk mengembangkan faktor-faktorprediktif bagi usia lanjut. Fenotip resiko imun ditandaidengan ratio CD4:CD8 < 1, lemahnya proliferasi sel Tin vitro, peningkatan jumlah sel-sel CD8+CD28-,sedikitnya jumlah sel B, dan keberadaan sel-sel CD8Tadalah CMV (Cytomegalovirus). Efek infeksi CMVpada sistem imun lansia juga didiskusikan oleh Prof.Paul Moss dengan sel T clonal expansion (CD8T).4Secara khusus jumlah sel CD8 T berkurang pada usialanjut. Sel CD8 T mempunyai 2 fungsi yaitu: untukmengenali dan merusak sel yang terinfeksi atau selabnormal, serta untuk menekan aktivitas sel darahputih lain dalam rangka perlindungan jaringan normal.Para ahli percaya bahwa tubuh akan meningkatkanproduksi berbagai jenis sel CD8 T sejalan denganbertambahnya usia. Sel ini disebut TCE (T cell clonalexpansion) yang kurang efektif dalam melawanpenyakit.TCE mampu berakumulasi secara cepatkarena memiliki rentang hidup yang panjang dan dapatmencegah hilangnya populasi TCE secara normaldalam organisme.Sel-sel TCE dapat tumbuh lebihbanyak 80% dari total populasi CD8.Perbanyakanpopulasi sel TCE memakan ruang lebih banyakdaripada sel lainnya, yang ditunjukkan denganpenurunan efektifitas sistem imunitas dalammemerangi bakteri patogen.Hal itu telah dibuktikandengan suatu studi yang dilakukan terhadap tikuskarena hewan ini memiliki fungsi sistem imunitasmirip manusia. Ilmuwan menemukan tikus berusialanjut mempunyai tingkat TCE lebih besar daripadatikus normal, populasi sel CD8 T yang kurangberagam, dan penurunan kemampuan melawanpenyakit. Peningkatan sel TCE pada tikus normalmenggambarkan berkurangnya kemampuan melawanpenyakit. Ilmuwan menyimpulkan bahwa jikaproduksi TCE dapat ditekan pada saat terjadi prosespenuaan, maka efektifitas sistem imunitas tubuh dapatditingkatkan dan kemampuan melawan penyakit lebihbaik lagi.
Aging juga mempengaruhi aktivitas leukosit termasukmakrofag, monosit, neutrofil, dan eosinofil.Namunhanya sedikit data yang tersedia menjelaskan efekpenuaan terhadap sel-sel tersebut.

2. 1. 1. Jumlah dan Sub-populasi Limfosit
Aging mempengaruhi fungsi sel T denganberbagai cara. Beberapa sel T ditemukan dalamthymus dan sirkulasi darah yang disebut dengansel T memori dan sel T naive.Sel T naive adalahsel T yang tidak bergerak/diam dan tidak pernahterpapardengan antigen asing, sedangkan sel Tmemori adalah sel aktif yang terpapar denganantigen.Saat antigen masuk, maka sel T naïve menjadi aktif dan merangsang sistem imun untukmenghilangkan antigen asing dari dalam tubuh,selanjutnya merubah diri menjadi sel T memori.
Sel T memori menjadi tidak aktif dan dapat aktifkembali jika menghadapi antigen yang sama. Padakelompok usila, hampir tidak ada sel T naive sejakmenurunnya produksi sel T oleh kelenjar timussecara cepat sesuai usia. Akibatnya cadangan sel Tnaive menipis dan sistem imun tidak dapatberespons secepat respons kelompok usia muda.Jumlah sel B, sel T helper (CD4+) juga berubahpada orang tua.4Selain terjadi perubahan jumlah sel T, padakelompok usila juga mengalami perubahanpermukaan sel T. Ketika sel T menggunakanreseptor protein di permukaan sel lalu berikatandengan antigen, maka rangsangan lingkunganharus dikomukasikan dengan bagian dalam sel T.
Banyak molekul terlibat dalam transduksi signal,proses perpindahan ikatan signal-antigen melaluimembran sel menuju sel. Sel T yang berusia tuatidak menunjukkan antigen CD28, suatu molekulpenting bagi transduksi signal dan aktivasi sel T.Tanpa CD28, sel T tidak berespons terhadapnyamasuknya patogen asing. Pada tubuh kelompokelderly juga terdapat kandungan antigen CD69yang lebih rendah. Sel T dapat menginduksiantigen CD69 setelah berikatan dengan reseptorsel T. Bila ikatan signal-antigen tidak dipindahkanke bagian dalam sel T, maka antigen CD69 akanhilang di permukaan sel dan terjadi penurunantransduksi signal.

2. 1. 2. Respons Proliferasi Limfosit
Perubahan utama pada fungsi imun orang tuaadalah perubahan respons proliferatif limfositseperti berkurangnya Interleukin-2 (IL-2) yangtercermin dari rusaknya proses signal pada orangtua, minimnya kadar Ca dalam tubuh, danperubahan membran limfosit sehinggamempengaruhi fungsi imun. Penurunan Calcium(Ca) pada orang tua mempengaruhi perpindahansignal dengan gagalnya merangsang enzimtermasuk protein kinase C, MAPK dan MEK;serta menghambat produksi cytokines, proteinyang bertanggung jawab untuk koordinasiinteraksi dengan antigen dan memperkuat responsimun. Salah satu cytokine yang dikenal adalahinterleukin 2 (IL-2), cytokine diproduksi dandisekresi oleh sel T untuk menginduksi proliferasisel dan mendukung pertumbuhan jangka panjangsel T. Sesuai peningkatan usia sel T, makakapasitas sel T untuk menghasilkan IL-2 menurun.Jika terpapar antigen, maka sel T memori akanmembelah diri menjadi lebih banyak untukmelawan antigen. Jika produksi IL-2 sedikit atausel T tidak dapat berespons dengan IL-2, makafungsi sel T rusak. Perubahan cytokine lain adalahinterleukin 4, tumor necrosis factor alpha, dangamma interferon.
Viskositas membran sel T juga berubah padaorang tua, tetapi viskositas sel B tetap.Kompoisisi lipid pada membran limfosit orang tuamenunjukkan peningkatan proporsi kolesterol danfosolipid dibandingkan orang muda.Serum darahorang tua mengandung banyak VLDL dan LDL.Perubahan komposisi lipid di atas dapatmeningkatkan penurunan imunitas tubuh orangtua. Pembatasan asupan lemak mempengaruhikomposisi membran lipid limfosit, meningkatkanlevel asam linoleat, menurunkan kadar asamdocosatetraenoat dan arakhidonat.

2. 2.     Produksi Cytokine
Respons limfosit diatur oleh cytokine. Respons limfositatau sel T helper dibagi menjadi 2 jenis yaitu: 1. Th-1dan 2. Th-2.Respons antibodi biasanya diperoleh dariTh-2 cytokine.Perubahan produksi cytokine merubahimunitas perantara sel (Cell Mediated Immunity) padaorang tua. Respons limfosit pada makrofag berubahpada orang tua di ana terdapat sensitivitas yang lebihtinggi terhadap efek inhibitor.4
Penurunan fungsi sel T pada orang tua jugamempengaruhi fungsi sel B karena sel T dan sel Bbekerjasama untuk mengatur produksi antibodi.Sel Tmenginduksi sel B untuk hipermutasi gen-genimmunoglobulin, menghasilkan perbedaan antibodi untuk mengenali jenis-jenis antigen. Pada orang tuaterdapat jenis antibodi yang lebih sedikit dibandingkanpada orang muda, rendahnya respons IgM terhadapinfeksi, dan menurunnya kecepatan pematangan sel B.Semua itu berkontribusi terhadap penurunan jumlahantibodi yang diproudksi untuk melawan infeksi.
Respons tubuh pada orang tua terhadap infeksipenyebab penyakit yang ditunjukkan dengan reaksidemam tidak berlangsung secara otomatis. Lebih dari20% manusia berusia di atas 65 tahun mempunyaiinfeksi bakteri yang serius tidak mengalami demam,karena tubuh mampu menetralisir demam dan reaksiimun lainnya, tetapi sistem syaraf pusat kurang sensitive terhadap tanda-tanda imun dan tidak bereaksi cepatterhadap infeksi.

2. 3.     Peningkatan Respons Sistem Imun
Fungsi organ-organ menurun sejalan denganpeningkatan usia manusia. Organ kurang efisiendibandingkan saat usia muda, contohnya timus yangmenghasilkan hormon terutama selama pubertas. Padalansia, sebagian besar kelenjar timus tidak berfungsi.Tetapi ketika limfosit terpapar pada hormon timus,maka sistem imun meningkat sewaktu-waktu. Sekresihormon termasuk hormon pertumbuhan dan melatoninmenurun pada usia tua dan mungkin dihubungkandengan sistem imun.
Sistem endokrin dipengaruhi oleh penuaan dansirkulasi hormon-hormon menurun dengan umur.Hormon DHEA (Dehydroepiandrosterone) erathubungannya dengan penurunan fungsi kekebalantubuh. Prostaglandin, hormon yang mempengaruhiproses tubuh seperti suhu dan metabolisme tubuhmungkin meningkat pada usia tua dan menghambat selimun yang penting. Kelompok lansia mungkin lebihsensitif pada reaksi prostaglandin daripada dewasamuda, yang menjadi penyebab utama defisiensi imunpada lansia. Prostaglandin dihasilkan oleh jaringantubuh, tetapi respons sistem imun pada kelompokdewasa muda lebih baik saat produksi prostaglandinditekan.5
Nutrisi berperan penting dalam sistem imun tubuh.Pada kelompok dewasa tua yang sehat dan mengalamidefisiensi gizi, maka asupan vitamin dan suplemenmakanan dapat meningkatkan respons sistem imun,ditunjukkan dengan lebih sedikitnya hari-hari penyakityang diderita.Orang tua sering mengalami perasaan kehilangan danstress, dan penekanan imunitas dihubungkan denganperasaan kehilangan, depresi, dan rendahnya dukungansosial.Memelihara kehidupan sosial yang aktif danmemperoleh pengobatan depresi dapat meningkatkansistem imun kelompok lansia.Secara umum kelompoklansia lebih sering menderita infeksi atau tingkatkeparahan infeksi yang lebih besar dan penurunanrespons terhadap vaksin lebih rendah (contohnyakematian akibat penyakit tetanus dan flu).

2. 4.     Depresi/Stress dan Rasa Marah mempengaruhi Sistem Imun
Pada orang tua, perasaan depresi dan marah dapatmelemahkan sistem imun. Mereka rentan terhadapstress dan depresi. Stress menyebabkan perubahanperubahanfisiologis tubuh yang melemahkan sistem imun, dan akhirnya mempengaruhi kesehatan sehinggamudah terserang penyakit, serta timbulnya kelainansistem imun dengan munculnya psoriasis dan eczema.Saat terjadi stress, maka hormon glukokortikoid dankortisol memicu reaksi anti-inflammatory dalam sistem imun.
Penelitian oleh Fatmah (2006) telah mempelajari hubungan antara marah,perasaan depressi, dan sistem imun pada 82 oranglansia yang hidup dengan pasangan penderita penyakitAl-zheimer.Ternyata beberapa tahun kemudiankondisi psikologi dan fisik kesehatan mereka menurun,ditunjukkan oleh response sistem imun yang memicuaktivasi sel limfosit. Studi lain yang dilakukan terhadapkesehatan lansia dengan stress menunjukkan level IL-6atau interleukin-6 (suatu protein dalam kelompokcytokine) meningkat 4 kali lipat lebih cepat sehinggamereka rentan terhadap penyakit jantung, arthritis, dansebagainya.
Pada lansia pria, depresi dikaitkan denganberkurangnya respons imun.Depresi ditimbulkan olehrasa kesepian, enggan menceritakan masalah hidupyang dialami, dan cenderung memiliki teman dekatlebih sedikit daripada lansia wanita. Lansia priamengalami ledakan hormon stress saat menghadapi tantangan dibandingkan dengan lansia wanita.Meskipun hubungan antara depresi dengan imunitasberbeda menurut gender, ternyata kombinasi marah danstress yang dikaitkan dengan penurunan fungsi imunpada kedua kelompok lansia pria dan wanita tidakberbeda.Gangguan tidur pada orang tua dapat melemahkansistem imun karena darah mengandung penurunanNKC (Natural Killer Sel).NKC adalah bagian darisistem imun tubuh, jika kadarnya menurun dapatmelemahkan imunitas sehingga rentan terhadap penyakit. Studi yang dilakukan di Pittsburgh tahun1998 menunjukkan pentingnya tidur bagi orang tuauntuk memelihara kesehatan tubuh.7

2. 5.     Upaya Pemeliharaan Kesehatan Lansia terhadapSistem Imunitas Tubuh: Vaksinasi dan Nutrisi
Sistem imunitas tubuh orang tua ditingkatkan melaluiupaya imunisasi dan nutrisi.Tujuan imunisasi untukmemelihara sistem imunitas melawan agen infeksi.Imunisasi/vaksin mengandung substansi antigen yangsama dengan patogen asing agar sistem imun kenalpatogen asing dengan menghasilkan sel T dan sel B.Influenza dan pneumonia adalah dua penyakit yangpaling sering diderita oleh orang tua sehingga perludiberikan vaksinasi influenza bagi mereka. Tetapirespons antibodi tubuh dan response sel T orang tuaterhadap vaksin lebih rendah daripada orang mudamempengaruhi efek pemberian vaksin tersebut.Karakteristik penyakit infeksi yang sering diderita olehorang tua disajikan pada Tabel 1.

Bakteri/Jamur
·         pneumonia
·         infeksi saluran
·         kencing/kandung kemih
·         endocarditis
·         diverticulitis
·         meningitis
·         TBC
·         ulcer/tukak lambung
·         dikaitkan dengan
·         penurunan sirkulasi
Virus
Influenza dan Herpes Zoster
 
Nutrisi berperan penting dalam peningkatan responsimun.Orang tua rentan terhadap gangguan gizi buruk(undernutrition), disebabkan oleh faktor fisiologi danpsikologi yang mempengaruhi keinginan makan dankondisi fisik serta ekonomi.Gizi kurang pada orang tuadisebabkan oleh berkurangnya kemampuan penyerapanzat gizi atau konsumsi makanan bergizi yang tidakmemadai. Berkurangnya asupan kalori diketahui dapatmemperlambat proses penuaan dan membantupemeliharaan sejumlah besar sel T naive dan tingkatIL-2. Konsumsi protein dan asam amino yang tidakcukup mempengaruhi status imun karena berhubungandengan kerusakan jumlah dan fungsi imun selluler,serta penurunan respons antibodi.
Vitamin E dan Zn khususnya berperan penting dalammemelihara sistem imun. Defisiensi Zn jangka panjangmenurunkan produksi cytokine dan merusakpengaturan aktivitas sel helper T. Vitamin Emerupakan treatment yang baik dalam mencegahpenyakit Alzheimer, meningkatkan kekebalan tubuh, dan sebagai antioksidan yang melindungi limfosit,otak, dan jaringan lain dari kerusakan radikal bebas.

2. 6.     Nutrisi dan Mineral–Mineral yang dapatMeningkatkan Sistem Imun Orang Tua
a.       Beta-glucan. Adalah sejenis gula kompleks(polisakarida) yang diperoleh dari dinding sel ragiroti, gandum, jamur (maitake). Hasil beberapastudi menunjukkan bahwa beta glucan dapatmengaktifkan sel darah putih (makrofag danneutrofil).
b.      Hormon DHEA. Studi menggambarkan hubungansignifikan antara DHEA dengan aktivasi fungsiimun pada kelompok orang tua yang diberikanDHEA level tinggi dan rendah. Juga wanitamenopause mengalami peningkatan fungsi imundalam waktu 3 minggu setelah diberikan DHEA.
c.       Protein: arginin dan glutamin. Lebih efektifdalam memelihara fungsi imun tubuh danpenurunan infeksi pasca-pembedahan. Argininmempengaruhi fungsi sel T, penyembuhan luka,pertumbuhan tumor, dans ekresi hormon prolaktin,insulin, growth hormon. Glutamin, asam aminosemi esensial berfungsi sebagai bahan bakar dalammerangsang limfosit dan makrofag, meningkatkanfungsi sel T dan neutrofil.
d.      Lemak. Defisiensi asam linoleat (asam lemakomega 6) menekan respons antibodi, dankelebihan intake asam linoleat menghilangkanfungsi sel T. Konsumsi tinggi asam lemak omega3 dapat menurunkan sel T helper, produksicytokine.
e.       Yoghurt yang mengandung Lactobacillusacidophilus dan probiotik lain. Meningkatkanaktivitas sel darah putih sehingga menurunkanpenyakit kanker, infeksi usus dan lambung, danbeberapa reaksi alergi.
f.       Mikronutrien (vitamin dan mineral). Vitaminyang berperan penting dalam memelihara system imun tubuh orang tua adalah vitamin A, C, D, E,B6, dan B12. Mineral yang mempengaruhikekebalan tubuh adalah Zn, Fe, Cu, asam folat,dan Se.
g.      Zinc. Menurunkan gejala dan lama penyakitinfluenza. Secara tidak langsung mempengaruhifungsi imun melalui peran sebagai kofaktor dalampembentukan DNA, RNA, dan protein sehinggameningkatkan pembelahan sellular. Defisiensi Znsecara langsung menurunkan produksi limfosit T,respons limfosit T untuk stimulasi/rangsangan, danproduksi IL-2.
h.      Lycopene. Meningkatkan konsentrasi sel NaturalKiller (NK)
i.        Asam Folat. Meningkatkan sistem imun padakelompok lansia. Studi di Canada padasekelompok hewan tikus melalui pemberian asamfolate dapat meningkatkan distribusi sel T danrespons mitogen (pembelahan sel untukmeningkatkan respons imun). Studi terbarumenunjukkan intake asam folat yang tinggimungkin meningkatkan memori populasi lansia.
j.        Fe (Iron). Mempengaruhi imunitas humoral dansellular dan menurunkan produksi IL-1.
k.      Vitamin E. Melindungi sel dari degenerasi yangterjadi pada proses penuaan. Studi yang dilakukanoleh Simin Meydani, PhD. di Bostonmenyimpulkan bahwa vitamin E dapat membantupeningkatan respons imun pada penduduk lanjutusia. Vitamin E adalah antioksidan yangmelindungi sel dan jaringan dari kerusakan secarabertahap akibat oksidasi yang berlebihan. Akibatpenuaan pada respons imun adalah oksidatif secaraalamiah sehingga harus dimodulasi oleh vitamin E.
l.        Vitamin C. Meningkatkan level interferon danaktivitas sel imun pada orang tua, meningkatkanaktivitas limfosit dan makrofag, serta memperbaikimigrasi dan mobilitas leukosit dari seranganinfeksi virus, contohnya virus influenzae.
m.    Vitamin A. Berperan penting dalam imunitas nonspesifikmelalui proses pematangan sel-sel T danmerangsang fungsi sel T untuk melawan antigenasing, menolong mukosa membran termasuk paru-parudari invasi mikroorganisme, menghasilkanmukus sebagai antibodi tertentu seperti: leukosit,air, epitel, dan garam organik, serta menurunkanmortalitas campak dan diare. Beta karoten(prekursor vitamin A) meningkatkan jumlahmonosit, dan mungkin berkontribusi terhadapsitotoksik sel T, sel B, monosit, dan makrofag.Gabungan/kombinasi vitamin A, C, dan E secarasignifikan memperbaiki jumlah dan aktivitas selimun pada orang tua. Hal itu didukung oleh studiyang dilakukan di Perancis terhadap penghunipanti wreda tahun 1997. Mereka yang diberikansuplementasi multivitamin (A, C, dan E) memilikiinfeksi pernapasan dan urogenital lebih rendahdaripada kelompok yang hanya diberikan plasebo.
n.      Vitamin D. Menghambat respons limfosit Th-1.
o.      Kelompok Vitamin B. Terlibat dengan enzimyang membuat konstituen sistem imun. Padapenderita anemia defisiensi vitamin B12mengalami penurunan sel darah putih dikaitkandengan fungsi imun. Setelah diberikansuplementasi vitamin B12, terdapat peningkatanjumlah sel darah putih. Defisiensi vitamin B12pada orang tua disebabkan oleh menurunnyaproduksi sel parietal yang penting bagi absorpsivitamin B12. Pemberian vitamin B6 (koenzim)pada orang tua dapat memperbaiki respons limfosityang menyerang sistem imun, berperan pentingdalam produksi protein dan asam nukleat.Defisiensi vitamin B6 menimbulkan atrofi padajaringan limfoid sehingga merusak fungsi limfoiddan merusak sintesis asam nukleat, sertamenurunnya pembentukan antibodi dan imunitassellular.


BAB III
PENUTUP

Aging (penuaan) dihubungkan dengan sejumlahperubahan pada fungsi imun tubuh, khususnyapenurunan imunitas mediated sel. Fungsi system imunitas tubuh (immunocompetence) menurun sesuaiumur. Kemampuan imunitas tubuh melawan infeksimenurun termasuk kecepatan respons immun denganpeningkatan usia. Hal ini bukan berarti manusia lebihsering terserang penyakit, tetapi saat menginjak usiatua maka resiko kesakitan meningkat seperti penyakitinfeksi, kanker, kelainan autoimun, atau penyakitkronik. Hal ini disebabkan oleh perjalanan alamiahpenyakit yang berkembang secara lambat dan gejalagejalanyatidak terlihat sampai beberapa tahunkemudian.Di samping itu, produksi immunoglobulin yang dihasilkan oleh tubuh orang tua juga berkurangjumlahnya sehingga vaksinasi yang diberikan padakelompok lansia kurang efektif melawan penyakit.
Masalah lain yang muncul adalah tubuh orang tuakehilangan kemampuan untuk membedakan bendaasing yang masuk ke dalam tubuh atau memang bendaitu bagian dari dalam tubuhnya sendiri (autobodyimmune).Defisiensi makro dan mikronutrient umum terjadi padaorang tua yang menurunkan fungsi dan respons sistem imun tubuh.Malnutrisi pada kelompok lansia harusdiwaspadai sejak dini termasuk memikirkan kembaliefektifitas pemberian vaksin bagi orang tua dalammencegah penyakit infeksi seperti influenza.
Penyakit infeksi yang banyak diderita oleh orang tuadapat dicegah atau diturunkan tingkat keparahannyamelalui upaya-upaya perbaikan nutrisi karena dapatmeningkatkan kekebalan tubuh.Jika fungsi imun orangtua dapat diperbaiki, maka kualitas hidup individumeningkat dan biaya pelayanan kesehatan dapatditekan.



DAFTAR PUSTAKA

1.      Abikusno N, Rina KK. Characteristic of Elderly Club Participants of Tebet Health Center SouthJakarta. Asia Pacific J Clinical Nutrition 1998; 7:320-324.
2.      Departemen Kesehatan RI. Pedoman TatalaksanaGizi Usia Lanjut untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta:Direktorat Bina Gizi Masyarakat DitjenBinkesmas Depkes RI, 2003.
3.      Aspinall R. Ageing and the Immune System invivo: Commentary on the 16th session of BritishSociety for Immunology Annual CongressHarrogate December 2004. Immunity and Ageing2005; 2: 5.
4.      Bell R, High K. Alterations of Immune DefenseMechanisms in The Elderly: the Role of Nutrition.Infect Med 1997; 14: 415-424.
5.      Nikolich-Žugich J, T cell aging: naive but notyoung. J Exp Med 2005; 201: 837-840.
6.      Scanlan JM, Vitaliano PP, Zhang P, Savage M,Ochs HD, Lymphocyte Proliferation Is Associatedwith Gender, Caregiving, and PsychosocialVariables in Older Adults. Journal of BehaviouralMedicine 2001; 24: 537-555.
7.      Dunhoff C. Sleep May Have Negative Impact onImmune System. UPMC News Bureau, 1998.
8.      Dickinson A. Benefits of Nutritional Supplements:Immune Function in the Elderly. The Benefits ofNutritional Supplements 2002.
9. Daniels S. Folate Supplements could Improve Immune System in theElderly.http://www.nutraingredients.com. 2002.
10.  Murray F. Vitamin E can Boost Immune Responsein Elderly People. Better Nutrition 1989-1990.http://www.findarticles.com. 1991.

(Special thanks to my best friend dewi..)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan bijaksana dan menggunakan hati nurani serta tanpa mengandung unsur SARA,Sex dan Politik